Anggota DPD RI I.B Rai Mantra Serap Aspirasi Masyarakat ke Daerah Pemilihan di Bali

Anggota DPD RI I.B Rai Mantra Serap Aspirasi Masyarakat ke Daerah Pemilihan di Bali
📷: GELAR DHARMA TULA - Anggota DPD RI asal Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menggelar Dharma Tula dalam Ekstensi Sastra dan Budaya Bali di Balai Jabe Pura Dalem Bungkeneng Kelurahan Tonja, Denpasar Utara, Sabtu (12/10/2024)

Anggota DPD RI I.B Rai Mantra Serap Aspirasi Masyarakat ke Daerah Pemilihan di Bali

FORUMKEadilanbali.com – Anggota DPD RI asal Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menggelar Dharma Tula dikemas dalam Ekstensi Sastra dan Budaya Bali di Balai Jabe Pura Dalem Bungkeneng Kelurahan Tonja, Denpasar Utara, Sabtu (12/10/2024)

Rai Mantra duduk di Komite III tugasnyapelaksanaan fungsi legislasidan fungsi pengawasan terkait pendidikan dan agama. Selain itu, penyampaian bahan masukan dalam rangka penyusunan pertimbangan atau undang-undang tentang APBN sebagai pelaksanaan fungsi anggaran. Pelaksanaan lingkup tugas Komite III meliputi bidang Pendidikan, Agama, Kebudayaan,  Kesehatan, pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kesejahteraan Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tenaga Kerja, Keluarga Berencana, Perpustakaan dan Ekonomi Kreatif.

Rai Mantra dalam dharma tula dengan tema ”Pariwisata Budaya Berkualitas” dilaksanakan di Balai Jabe Pura Dalem Bungkeneng Kelurahan Tonja, Denpasar Utara, Sabtu (12/10/2024). Sebagai narasumber Prof. Dr. I Ketut Sumadi, M.Si., Prof. Dr. I.B Suamba, M.A., Dr. Drs. I Putu Gede Sridana, M.Si,.  dan moderator Dr. Drs. I Gusti Made ngurah, M.Si., dikuti peserta dari akademisi, bendesa adat, tokoh masyarakat.

’’Kegitan yang dilaksanakan tersebut berupa pementasan seni suara (gita) bekerja sama dengan Pasraman Ganapathi. Kegiatan ini untuk mengenang kembali jejak Prof. I.B Mantra  dalam nenata Balimengambil tema ”Tedung Jagat Prof. Mantra” diharapkan  generasi penerus dapat mengenal dan mengetahui jejak kepemimpinan Pro. Mantra semasa menjadi Gubernur Bali periode 1978-1988,’’ kata Rai Mantra.

Baca Juga :  Cinta Lingkungan, Bupati Giri Prasta Luncurkan TPS3R Jayagiri Carangsari

Rai Mantra menyampaikan Bali dikenal sebagai salah satu the best  destination of the world. Hal ini tidak terlepas dari keunikan dan keindahan bentang alam dan budayanya yang alami. Maka tidaklah heran, wisatawan baik domestik maupun mancanegara berbondong-bondong datang ke Bali setiap hari. Keunikan dan keindahan alam budaya menjadi salah satu modal Bali dalam pembangunan.

Rai Mantra mengatakan kebudayaan Bali bersumber dari ajaran agama Hindu, salah satunya Tri Hita Karana. Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan yang terdiri dari palemahan, pawongan, dan parhyangan. Konsep ini pada intinya mengajarkan bagaimana manusia menjaga keharmonisan dengan Tuhan, lingkungan, dan sesamanya. Tri Hita Karana juga mengajarkan arti penting keseimbangan dalam kehidupan.

Rai Mantra mengungkapkan melihat konteks, pembangunan Bali mulai menjauh dari konsep Tri Hita Karana. Pembangunan untuk pariwisata seperti hotel, villa terlalu masif sehingga menganggu aktivitas keagamaan dan menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Secara ekonomi peluang sangat menjanjikan, tetapi budaya dan alam menjadi modal justru diabaikan. Krena itu, harus ada upaya memulihkan Bali sebagaimana mestinya.

Pariwisata untuk budaya, bukan budaya untuk pariwisata. Begitulah sebuah prinsip Gubernur Bali ke VI, Prof. I.B Mantra yang disampaikan Rai Mantra dalam kalimat pembukanya penyerapan aspirasi, pembangunan di Bali terjadi begitu masifnya hingga ke pelosok-pelosok. Terutama pembangunan villa, hotel, cafe, restaurant untuk pariwisata. Secara ekonomi hal ini memberikan dampak baik bagi Bali. Pada Triwulan I 2024, Pemerintah Provinsi Bali telah mencatat realisasi investasi hingga 12,48 triliun. Namun penncapaian itu banyak hal dikorbankan. Alih fungsi lahan pertanian terjadi di seluruh penjuru Bali. Dalam satu tahun diperkirakan 2.000 hektar sawah di Bali lenyap. Padahal salah satu prioritas pembangunan untuk Bali yang pernah dicanangkan pada Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan Pelita Nasional sewaktu zaman orde baru adalah pertanian. Bali mempunyai sistem subak yang menggemparkan dunia global. Akibat dari alih fungsi lahan pertanian ini banyak daerah mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.

Baca Juga :  Koster-Giri Tawarkan Program Subsidi Biaya Masuk Perguruan Tinggi

Kini orang Bali seakan sangat individualistik, masyarakat industri orientasinya hanya profit, tak mengenal lagi manyama braya. Orang Bali harus sadar akan harga dirinya, mereka adalah masyarakat komunal saling mengulurkan tangan. Bukannya malah jadi homo homini lupus, serigala pemangsa bagi sesamanya. Budaya orang Bali adalah budaya kolektif, itu harus dipegang.

Dia memaparkan salah satu upaya yang dapat ditempuh pemulihan (regenerative). Kembalikan bagaimana seharusnya Bali sesuai potensi dan nilai yang ada. Kebijaksanaan yang diambil harus berlandaskan pada local genius dan landasan kebudayaan (agama, seni, budaya, bahasa, ekonomi). ”Rasa sadar-budaya harus kita pupuk kembali agar muncul ketahanan diri dalam menghadapi perubahan. Ingat tak ada yang tetap selain ketetapan perubahan, maka penting punya landasan kuat,’’ kata mantan Walikota Denpasar dua periode ini.

Rai Mantra menyatakan aspirasi yang diterima Mendorong adanya pembatasan terhadap pembangunan untuk pariwisata. Pembangunan hotel dan villa terjadi begitu masif sehingga merusak bentang alam yang ada dan pada akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan seperti kekurangan air bersih dan hilangnya lahan hijau. Bali harus rehat sejenak dari aktifitas pembangunan untuk pariwisata.

Rai Mantra berharap Bali harus mengeklusifkan dirinya guna mencapai quality tourism. Hal ini dapat didorong melalui komunikasi ke Kemeterian Parekraf agar dibuat suatu regulasi tentang kekhususan pariwisata di Bali atau secara holistiknya dibuat payung besar tentang pariwisata budaya. ’’Program pemerintah orientasinya jangan hanya bangunan fisik. Namun pemerintah harus membangun sumber daya manusianya agar orang Bali memiliki jati diri yang kokoh sehingga tidak tergerus perkembangan zaman,’’ ujarnya. (pas)

Shares: