Balawan dan Gus Teja Raih Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar

Balawan dan Gus Teja Raih Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar
📷: FOTO BERSAMA – Bupati Gianyar Made Mahayastra (tengah) foto bersama musisi Agus Teja Santosa (kiri) dan gitaris I Wayan Balawan usai menerima pengharagaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar di Balai Budaya Gianyar.

Balawan dan Gus Teja Raih Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar

GIANYAR, FORUMKEADILANBali.com – Jika kreativitas adalah keberanian menjadi diri sendiri maka seni cara mengungkapkan diri tanpa sepatah kata pun. Mungkin ungkapan tersebut pantas disematkan kepada masyarakat Gianyar yang memilih jalan hidup sebagai seniman.

Kejujuran dalam menuangkan pemaknaan ke dalam karya seni membuat karya tersebut punya kesan mendalam. Bukan mencari pengakuan, penilaian, maupun unsur materi lainnya. Ini tentang jalan hidup seseorang terlahir di Gianyar menjadi seniman. Jalan yang barangkali bagi alam pikiran orang awam hanya soal estetika. Tapi tidak, ini bukanlah seperti itu, melainkan lewat karya seseorang memperkenalkan diri, budaya dan identitasnya.

Seperti halnya Gus Teja dan Balawan yang tak menyangka bisa menerima penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar di Balai Budaya Gianyar.

”Awalnya saya tidak menyangka mendapatkan penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar. Ketika mendapat telepon dari Dinas Kebudayaan Gianyar saya merasa terkejut. Umur segini, saya pikir belum pantas mendapatkan sebuah penghargaan dari Bupati Gianyar. Tetapi dengan penjelasan singkat dari Dinas Kebudayaan saya dinobatkan mendapatkan penghargaan ini. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Gianyar atas apresiasi yang diberikan,” terang Agus Teja Sentosa seniman asal Junjungan Ubud ini.

Agus Teja mengaku tanpa penghargaan sekalipun akan terus berkarya mendedikasikan hidupnya untuk berkesenian. ”Bagi saya penghargaan atau tanpa penghargaan sekalipun,  saya tetap berkarya karena hidup saya memang di sini. Saya sampai saat ini totalitas sebagai seorang musisi. Disamping itu, saya juga membuat alat musik tiup saya pergunakan,” ujar pria yang akrab disapa Gus Teja tersebut.

Baca Juga :  Juli 2025, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Layani 2,36 Juta Penumpang

Ia menuturkan akan terus berkarya meskipun tanpa penghargaan. Musisi Gianyar kelahiran 20 April 1982 ini memiliki semangat baru ketika menerima penghargaan Wija Kusuma. ”Kalau boleh jujur, saya bilang Wija Kusuma memberikan semangat tambahan kepada dirinya. Saya merasa bangga diapresiasi pemerintah. Itu hal sangat luar biasa bagi saya sebagai seorang seniman akan menjadi sebuah motivasi untuk berkarya lebih baik ke depan,” ucapnya.

Gus Teja juga meminta pemerintah bisa memberikan wadah khusus bagi anak-anak muda menampilkan karya mereka. Mengingat  saat ini banyak talenta muda berbakat yang ada di Gianyar yang perlu diberikan panggung untuk berkesenian. Harapannya pemerintah setiap satu kali dalam seminggu menggelar suatu pertunjukan yang diisi talenta-talenta muda Gianyar sehingga mereka memiliki panggung menampilkan karyanya.

Melalui Gus Teja World Music, Gus Teja tak sekadar tampil indah di panggung, melainkan menjadi jembatan antara timur dan barat, antara tradisi dan modernitas. Di dalamnya, Gus Teja mengawinkan suara suling Bali dengan gamelan, gitar, bass, dan elemen musik dunia lainnya. Lahirlah harmoni lintas budaya yang tak pernah kehilangan akar.

Begitu juga I Wayan Balawan, musisi asal Desa Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali telah menjembatani tradisi dan modernitas dalam lanskap musik dunia. Balawan lahir pada 9 September 1972, di lingkungan kaya akan budaya dan seni. Sejak kecil, ia telah akrab dengan gamelan, suara yang menjadi latar kehidupan masyarakat Bali. Namun, di antara dentingan gamelan itu, ada suara lain yang menarik perhatiannya, yakni suara gitar listrik.

Balawan mengaku mulai bermain gitar sejak usia delapan tahun, lalu membentuk band pertama saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Musik bukan sekadar hiburan baginya, melainkan panggilan hidup.

Baca Juga :  Gambuh Maha Gita Duta Denpasar Angkat Cerita Sangging Prabangkara

Penampilan Balawan dengan jemarinya yang menari lincah di atas gitar berleher ganda, menciptakan melodi yang seakan-akan berasal dari dimensi lain. Di balik kecepatan jarinya yang menakjubkan, tersimpan akar kuat dari budaya Bali yang mengalun indah melalui instrumen modern-nya.

Sementara itu, Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan pemberian penghargaan kepada para pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemerintah Kabupaten Gianyar, kepada para seniman telah berjasa dalam melestarikan seni budaya. Selain menunjukkan dharma baktinya secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri. (pas)

Shares: