Bupati Giri Prasta Hadiri Puncak Karya Pitra Yadnya Desa Adat Angantaka

Bupati Giri Prasta Hadiri Puncak Karya Pitra Yadnya Desa Adat Angantaka

Bupati Giri Prasta Hadiri Puncak Karya Pitra Yadnya Desa Adat Angantaka

FORUM Keadilan Bali – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri puncak karya Atiwa-tiwa, Pitra Yadnya, Ngaben dan Nyekah Kinambulan Desa Adat Angantaka, di Pesanggrahan Pengabenan dan Penyekahan Desa Adat Angantaka, Abiansemal, Kamis (3/11).

Karya dipuput Ida Pedanda Gde Rai Kemenuh dihadiri anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta, anggota DPRD Badung I Made Ponda Wirawan, Camat Abiansemal Ida Bagus Putu Mas Arimbawa serta unsur Tripika Kecamatan Abiansemal, Perbekel Desa Angantaka AA Ngurah Gede Eka Surya, Bendesa Adat Angantaka Ida Bagus Ngurah, dan tokoh masyarakat setempat. Dalam kesempatan ini Pemerintah Kabupaten Badung memberikan bantuan dana Rp250 juta, dan pribadi Bupati Giri Prasta membantu Rp25 juta.

Bupati Giri Prasta memberikan apresiasi dan dukungan semangat krama Desa Adat Angantaka melaksanakan upacara itra yadnya sawa prakerti mamukur kinambulan bersama-sama. Diharapkan rasa gotong royong dan persatuan krama tetap dijaga demi kemajuan pembangunan di Desa Adat Angantaka yang akan diwariskan kepada generasi penerus. Hidup ini hanya tiga yaitu umur semakin tua, sakit sudah pasti dan terakhir mati. Selain itu, tidak ada yang pasti. Semua harus selalu berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara.

Dia menjelaskan banyak rangkaian dari upacara mamukur patut dilaksanakan krama sebagai peserta nyekah. Mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, meprelina puspa, meajar-ajar dan terakhir mamitang ke pura dalem dan ngelinggihang di masing-masing merajan. Prosesi Murwa Daksina menggunakan sapi gading dimana melambangkan stana Bhatara Siwa yang digunakan mengelilingi payadnyan (tempat) mamungkur untuk mengantarkan atma ke surge. Pelaksanaan upacara harus menjalankan panca suara yaitu Ida Sulinggih mapuja suara ngeleneng/genta, mamutru/ membaca Lontar Atma Prasangsa, tarian Topeng Sidakarya, tarian Wayang Lemah, dan yang terakhir gaguritan kidung/pasantian. Dalam pelaksanaan meajar-ajar disebut Catur Loka Pala. Terakhir dan utama saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka. Bila rong tiga menghadap ke barat, puspa laki dengan Bhatara Brahma berstana di Rong sebelah selatan (kiri) bahasa sansekertanya dik dan puspa istri Bhataranya Wisnu berstana di rong sebelah utara (kanan) bahasa sansekertanya Widik dan yang di tengah-tengah Siwa Guru. ”Prosesi ngelinggihang disebut Dewa Pratista,” ucap Bupati Giri Prasta.

Baca Juga :  Libatkan Ribuan Penari, Menteri PPPA Bintang Puspayoga Buka ”Naluriku Menari 3” Peringati Hari Tari Sedunia.

Sementara Manggala Karya I Nyoman Parta mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran Bupati Badung, anggota DPRD Provinsi Bali dan anggota DPRD Badung bersama undangan lainnya, ”Kami masyarakat Desa Adat Angantaka melaksanakan karya atiwa-tiwa, pitra yadnya, memukur kinembulan diikuti 76 sawa, dan nyekah 84 sekah. Pelaksanaan upacara dimulai tanggal 10 Oktober 2022,’’ katanya.

Shares: