
Cegah Demam Berdarah, Puskesmas Densel Gencar Lakukan Fogging dan PSN
FORUM Keadilan Bali – Guna menurunkan angka kasus demam berdarah (DB), tim Jumantik Dinas Kesehatan Kota Denpasar gencar melakukan foging dan pembratasan sarang nyamuk (PSN) di seluruh wilayah Denpasar Selatan, Rabu (18/1).
Kepala Puskesmas I Denpasar Selatan dr. Wulan Tjatera mengungkapkan, foging salah satu langkah memberantas nyamuk dewasa. Foging fokus dilaksanakan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke rumah penderita DBD. ”Jika ditemukan jentik di beberapa titik rumah penderita DBD dan rumah sekitar langsung di foging focus,’’ kata dr. Wulan.
Dr. Wulan menjelaskan fogging melibatkan petugas Puskesmas, jumantik dan koordinator jumantik bekerja sama dengan petugas Dinas Kesehatan menyediakan sarana dan prasarana foging. Dibantu pihak kepala lingkungan serta aparat desa.
Sementara Kepala Puskesmas II Denpasar, dr. Ida Ayu Ketut Martini mengungkapkan penyemprotan dilakukan di rumah penderita DBD dan bangunan sekitarnya dalam radius minimal 200 meter. Tahun ini ada rencana desa diwakilkan kepala dusun bekerja sama dengan kepala SD di wilayah Desa Sanur Kaja menggerakkan anak didik melakukan pemeriksaan jentik.
Dr. Martini menyampaikan pihaknya akan dikoordinasikan oleh jumantik jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan. Kegiatan ini sudah diwacanakan dengan Perbekel Sanur Kaja. Karena ditemukan dua kasus DBD di Jalan Tukad Petanu, Gang Nuri dan Puskesmas I Densel bergerak cepat mengambil tindakan foging fokus kurang lebih 20 rumah sepanjang Gang Nuri tersebut.
Dia mengungkapkan beberapa wilayah yang sudah difoging diantaranya Br. Kertasari Panjer, Manik Saga Panjer, Tegal Sari Panjer, Jl. Tukad Pakerisan, Gang XV Br. Antap Panjer, Jl. Palapa IX Sesetan serta Jl. Tukad Petanu Gang Nuri. ”Meningkatnya kasus DBD, kami meningkatkan melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai DBD serta 3M+ baik melalui media sosial maupun langsung melakukan penyuluhan dalam gedung. Di samping penyuluhan keliling dan mengedukasi masyarakat melalui jumantik saat melakukan pemantauan jentik,” ungkap dr. Martini.