
: (Foto : fkb/jelantik)
Dari Penyelenggaraan BEAF II Bangli, Membangun Karakter Siswa Melalui Pameran
BANGLI, FORUMKEADILANBali.com – Salah satu inovasi yang sukses digelar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Bangli (Disdikpora) adalah penyelenggaraan Best Eduaction Achievement Fair (BEAF). Tahun 2025 ini merupakan penyelenggaran kedua.
Melalui penyelenggaraan BEAF yang dikemas dalam bentuk pameran dan pentas kolosal, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bangli berharap proses pendidikan penguatan karakter bagi pelajar di Kabupaten Bangli bisa diakselerasikan dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. ”Secara substansi penyelenggaraan BEAF II tahun ini berjalan sukses. Paling tidak upaya untuk penguatan pendidikan karakter bisa dilakukan melalui program yang kami rancang,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Bangli, Komang Pariartha, S.H., M.M., ditemui di Bangli, Kamis (15/5/2025).
Menurut Pariartha, selain digunakan sebagai wahana penguatan pendidikan karakter pelaksanaan pameran pendidikan yang dipusatkan di alun-alun Kota Bangli ini juga sebagai ajang sekolah memamerkan hasil penguatan karakter dilaksaakan selama setahun terakhir. ”Pameran ini diharapkan mampu menjadi ajang sekolah untuk memamerkan sampai sejauh mana mereka mampu mengembangkan jiwa entrepreneur baik yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru maupun peserta didik,” kata Pariartha.
Ditegaskan, jiwa entrepreneur pada era sekarang memegang peran penting. Bukan saja sebagai bagian dari program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, namun juga sebagai bukti bagaimana kepala sekolah mengembangkan inovasi, kreasi dalam mengelola potensi yang ada di sekolahnya masing-masing. ”Meski secara umum jiwa entrepreneur sekolah mulai terlihat, namun kami masih belum puas,” tegas Pariartha seraya menambahkan dari hasil observasi, informasi dan pengamatan lapangan yang dilakukan masih ditemukan kepala sekolah yang belum maksimal dalam mengembangkan jiwa entrepreneur warga sekolah.
Pariartha mengaku masih menemukan ada produk yang dipamerkan sekolah masih diragukan originalitasnya, apakah benar-benar hasil inovasi warga sekolah atau berasal dari tempat lain. ”Jiwa entrepreneur sebagian kepala sekolah masih menjadi catatan kami ke depan. Diharapkan dalam pameran berikutnya kepala sekolah harus benar-benar mampu menunjukan jiwa entrepreneurnya secara maksimal dan optimal. Tidak lagi hanya sekedar ikut,” tegas Mantan Staf Ahli Bupati Bangli ini.
SUASANA PAMERAN – Salah satu pameran dan inovasi sukses digelar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Bangli (Disdikpora) adalah penyelenggaraan Best Eduaction Achievement Fair (BEAF)
Catatan lain juga menjadi perhatian ke depan adalah penyediaan tempat pameran khususnya berkaitan dengan keberadaan tenda untuk masing-masing stand. ”Penyediaan tenda juga harus lebih maksimal ke depannya. Jika hujan, masih ada stand pameran yang bocor karena tenda yang digunakan belum memberikan jaminan,” tegasnya.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Bangli, Komang Mudarka, S.Pd., M.Pd., mengakui secara umum pelaksanaan pameran dalam rangka BEAF II tahun ini berjalan dengan sukses. Meski demikian, ada sejumlah catatan yang diharapkan mendapatkan perhatian dari pihak terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Selain menyangkut anggaran yang harus dikeluarkan masing-masing sekolah, catatan lain juga menjadi bahan evaluasi para kepala sekolah jenjang SMP adalah berkaitan dengan tenggat waktu pelaksanaan pameran tersebut.
Menurut Mudarka, selain harus mengikuti pameran, sekolah secara bergilir juga diwajibkan untuk menggelar pementasan kolosal dengan jumlah peserta mencapai ribuan orang. ”Kebetulan tahun ini Kecamatan Kintamani mendapat giliran untuk melakukan pementasan kolosal. Biaya yang kami habiskan untuk pementasan itu lumayan tinggi dan dirasakan cukup memberatkan. Ke depan, mungkin pameran bisa dilakukan dua tahun sekali sehingga biaya yang dikeluarkan tidak memberatkan,” harap Mudarka sembari menambahkan, mengisi kekosongan maka pameran bisa diisi oleh OPD lain di luar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga.
Dia menegaskan, pementasan tarian kolosal sekolah di luar Kecamatan Bangli, khususnya di Kintamani harus mengeluarkan kocek lebih besar. Hal ini disebabkan sewa kendaraan untuk latihan bersama, gladi kotor, gladi bersih dan puncak kegiatan sangat tinggi. ”Kami mengeluarkan biaya transportasi jutaan. Itu belum untuk konsumsi anak-anak. Jika pameran ini dilakukan tiap tahun cukup menguras anggaran sekolah,” ungkapnya.
Mudarka mengngkapkan jika pameran dilakukan dua tahun sekali, maka materi pameran juga akan lebih baik da tidak monoton. Selama ini, sering kali produk dipamerkan di stand masing-masing sekolah hampir sama dengan produk sebelumnya.” Jadi kelihatannya agak monoton. Akan beda jika pemeran dilakukan dalam kurun waktu dua tahun sekali,” imbuh Mudarka seraya mengaku, pihaknya akan tetap mendukung apapun kebijakan diambil Disdikpora Bangli.
Terkait dampak pelaksanaan pameran pendidikan tahun kedua penyelenggaraan, Mudarka mengakui ada dampaknya. Paling tidak di setiap satuan pendidikan para kepala sekolah dan guru mulai melakukan inventarisasi hasil implementasi program sekolah baik yang berkaitan dengan literasi, numerasi maupun penguatan karakter. ”Ke depan, kami berharap kegiatan pameran ini tidak hanya sekedar pameran. Namun lebih dari itu memberikan manfaat langsung bagi pembentukan karakter siswa sesuai dengan profil pelajar Pancasila,” harapnya.
Rangkaian pameran pendidikan dalam rangka Best Education Achievement Fair Kabupaten Bali selain menampilkan produk hasil implementasi program sekolah, juga menampilkan tarian kolosal yang mengambil tema disesuaikan dengan budaya Kabupaten Bangli dan program prioritas Kementerian. Juga diselenggarakan lomba yang uga disesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan. Tahun ini untuk lomba dilaksanakan evaluasi Penguatan Pendidikan Karakter diikuti oleh seluruh sekolah di Kabupaten Bangli mulai dari jenjang TK, SD dan SMP. (jel)