
: (Foto ; fkb/jelantik)
Diduga Jadi Sasaran Maling, Kuburan di Desa Demulih dan Desa Tiga Dibongkar
BANGLI, FORUMKEADILANBali.com – Masyarakat Desa Adat Demulih dan Desa Adat Tiga, Kecamatan Susut, Bangli dihebohkan dengan kasus penggalian kuburan diduga dilakukan pencuri penggali kuburan. Belum diketahui motif penggalian kuburan di kedua desa adat tersebut.
Kasus pembongkaran kuburan tersebut kini sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian, seperti diungkapkan Kasatreskrim Polres Bangli AKP IGN Jaya Winangun ketika dikonfirmsi awak media Kamis (22/5/2025).
Kasus dugaan pembongkaran kuburan di Desa Adat Tiga berdasarkan sumber terpecaya bermula pada Senin (12/5) lalu salah seorang warga setempat hendak melaksanakan upacara 12 hari meninggalnya salah seorang kerabatnya. Saat itu, yang bersangkutan curiga ada bekas galian di salah satu liang kuburan. Warga curiga, karena selama ini di desa adat setempat ada tradisi saat pelaksanaan ngabel massal tidak dilakukan penggalian tulang belulang jenazah. Pelaksanaan ngaben hanya dilakukan dengan meratakan liang kuburan (gegumuk) bukan dengan cara menggali. Melihat ada bekas galian di areal sudah diratakan tersebut maka warga menjadi curiga dan mencoba melihat di sekitarnya. Terdapat 5 titik yang sempat digali, namun hanya satu liang kubur yang kondisinya parah. Atas kejadian tersebut, warga melaporkan kasusnya ke Polsek Susut.
Sementara itu, di Desa Demulih, pembongkaran makam oleh orang tak dikenal menyasar Setra Rare atau kuburan anak-anak.
Bendesa Adat Demulih I Ketut Karsana mengungkapkan kasus pembongkaran kuburan tersebut diketahui Minggu (18/5) lalu salah seorang warga setempat hendak membuang sampah. Saat itu warga kaget dan curiga dengan kondisi sekitar kuburan yang terlihat ada galian. ”Mendapatkan informasi tersebut kami dan prajuru langsung melakukan pengecekan ke kuburan,” ungkap Karsana seraya menambahkan, setelah dilakukan pengamatan tercatat ada sekitar 14 titik pembongkaran.
Dia mengungkapkan dari 14 titik pembongkaran tersebut dipastikan tidak diteukan tulang belulang yang dikuburkan di setra rare tersebut janin keguguran sehingga dipastikan cepat berubah menjadi tanah. ”Yang tertiggal hanya kain pembungkus jazad janin saja,” paparnya.
Atas kejadian tersebut, ia telah melakukan upacara pecaruan baik di areal kuburan maupun di catus pata Desa Demulih. (jel)