
Dinas Pariwisata Provinsi Bali Gelar Pelatihan Pemasaran Digital untuk ASN Se-Bali
FORUM Keadilan Bali – Digitalisasi menjadi suatu keniscayaan yang harus diterapkan di semua sektor kehidupan, khuusnya di sektor pariwisata. Pariwisata merupakan bisnis lintas batas ruang dan waktu. Hal ini sangat relevan dengan pembangunan parwisata Bali menuju pariwisata Bali berbasis digital.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun di sela-sela membuka pelatihan pemasaran digital, Sub Sektor unggulan dan prioritas bagi ASN merupakan program Dekonsentrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, di Hotel Sthala Ubud, Selasa (18/10).
Pelatihan berlangsung 2 hari mulai 18-19 Oktober 2022 diikuti 60 ASN dari Pemprov Bali dan kabupaten/kota se-Bali.
Tjok Bagus mengungkapkan keberhasilan pembangunan pariwisata sangat ditentukan keberhasilan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi penting harus dilakukan bersama-sama antara pemerintah pusat dan daerah. Pencapaian pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan strategi dan terobosan pelaksanaannya, terutama menghadapi pariwisata Bali Era Baru dan pariwisata digital secara global.
Tjok. Bagus mengungkapkan perubahan dari sistem konvensional ke digital peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis dan operasional pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Keberhasilan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali perlu didukung kualitas aparatur sipil negara (ASN) bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang unggul. Kompetensi para ASN bidang pariwisata dan ekonomi kreatif ini harus dikembangkan sesuai perkembangan situasi dan kondisi yang ada. ”Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan memanfaatkan digitalisasi sebuah strategi pemasaran kekinian sehingga pariwisata dan industri kreatif diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Tjok. Bagus.
Sementara Akademisi Parwisata Poltekpar Bandung yang juga perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus menjadi narasumber dalam pelatihan, Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya menyampaikan telah terjadi pergeseran era perekonomian yaitu dari era ekonomi pertanian menjadi era ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan era ekonomi baru mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.
Wisnu Tarunajaya mengatakan diperlukan kolaborasi dan kerjasama dengan unsur pentahelix dan seluruh pemangku kepentingan yang lain dari akedemisi, bisnis, pemerintah, masyarakat dan media untuk membangun pariwisata Bali menuju hal tersebut. ”Saya mengharapkan semua yang terlibat dalam pelatihan ini mampu menerapkan paling tidak satu teori yang diajarkan agar mampu diterapkan di masyarakat,” harapnya.