
DPRD Bangli Dorong Pembangunan Jalan Usaha Tani
FORUMKEADILANBali.com – Komisi II DPRD Bangli mendorong percepatan pembangunan jalan usaha tani di daerah ini. Hal itu menjadi faktor penting meningkatkan nilai produksi pertanian.
Ketua Komisi II DPRD Bangli, I Ketut Mastrem, Rabu (22/1) mengatakan pihaknya pada Desember 2024 mengadakan rapat kerja dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Bangli setempat membahas beberapa hal. Jalan usaha tani menjadi pembahasan utama saat itu. Karena jalan usaha tani penting meningkatkan nilai produksi pertanian. ”Kalau ada jalan maka mengngangkut pupuk akan mudah. Begitu juga menjual hasil produksi pertanian juga mudah dan akan efisiensi,” ujar politisi PDIP asal Kintamani ini.
Dia mengaku petani sudah rela tanahnya dibuat badan jalan, namun faktanya masih banyak belum dibeton. Ia mendorong Dinas PKP berjuang ke pemerintah pusat untuk program jalan usaha tani. Program pusat yaitu program swasembada pangan tentu diringi dengan pembangunan sarana prasarana pertanian. Diharapkan Dinas PKP berjuang ke pusat, mengingat keterbatasan kemampuan keuangan daerah.
Di tempat terpisah, Kadis PKP Bangli I Wayan Sarma mengakui masih ada beberapa subak belum mendapat rabat beton. Dia beralasan sederhana dan klise yakni karena keterbatasan kemampuan APBD Bangli, sehingga masih ada badan jalan belum dirabat beton. Jalan usaha tani bukan hanya menjadi tanggungjawab Dinas PKP. ”Banyak mesti terlibat, bukan hanya Dinas PKP,” ujarnya.
Sarma mengungkapkan desa mesti ikut trlibat pembutan jalan usaha tani dan mengalokasikan dana desa (DD). Setahu dia dana desa 20 persen bisa dialokasikan untuk saran dan prasarana (sarpras) untuk membangun jalan usaha tani. ”Dana desa bisa dialokasikan 20 persen untuk sarpras,” imbuhnya.
Pantauan forumkeadianbal.com di lapangan masih banyak subak di Bangli belum memiliki jalan usaha tani. Seperti subak Munggu, Subak Anyar di Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga. Subak Tembuku di Kecamatan Tembuku sebagian di hilir juga belum mendapat jalan usaha tani, tapi badan jalan sudah ada sejak lama.
Kelihan Subak Anyar Sidembunut, Gomboh mengatakan belum ada jalan usaha tani. Padahal dulu sudah pernah ada pengukuran jalan, namun tak kunjung mendapatkan rabat beton. ”Uling pidan sampun diukur kayang mangkin ten wenten napi (dari dulu sudah diukur sampai sekarang tidak ada apa-apa,” katanya singkat.
Sedangkan Kelian Subak Tegalalang, Bangli, Sang Ketut Rencana mengatakan jalan usaha tani di subaknya kini sudah hancur, butuh perbaikan segera. Rusaknya jalan tersebut mempersulit petani membawa pupuk dan sulit mengangkut hasil produksi dan membawa traktor. (sum)