Genjot Inovasi Pengelolaan Sampah, Bupati Adi Arnawa Tinjau Tiga TPS3R di Kutsel

Genjot Inovasi Pengelolaan Sampah, Bupati Adi Arnawa Tinjau Tiga TPS3R di Kutsel
📷: PANTAU TPS3R - Bupati Badung Wayan Adi Arnawa memantau tiga lokasi TPS3R di wilayah Pecatu, Tanjung Benoa, dan TPS Kedonganan, Kuta Selatan, Rabu (26/2/2025).

Genjot Inovasi Pengelolaan Sampah, Bupati Adi Arnawa Tinjau Tiga TPS3R di Kutsel

FORUMKEADILANBali.com – Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa meninjau tiga lokasi Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Kabupaten Badung, yaitu TPS Pecatu, TPS Panca Lestari di Tanjung Benoa, dan TPS Kedonganan, Kuta Selatan (Kutsel),  Rabu (26/2/2025).

Pemantauan ini dilaksanakan sebagai bahan acuan dalam mengevaluasi efektivitas teknologi pengolahan sampah dan akselerasi dalam penanganan serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam sistem ekonomi sirkular. Kunjungan awal tersebut bagian dari strategi Bupati Adi Arnawa mempercepat implementasi sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Kabupaten Badung.

Bupati Adi Arnawa menjelaskan di TPS3R Panca Lestari Tanjung Benoa ditemukan penerapan mesin incinerator berbahan bakar kayu mampu mengolah sampah hingga menghasilkan residu minimal, bahkan mendekati nol limbah. Teknologi ini tidak bergantung pada bahan bakar fosil, bebas emisi asap, dan ramah lingkungan, dengan kapasitas pengolahan mencapai 1 ton sampah per jam. ”Jika sistem ini direplikasi di seluruh desa, ketergantungan pada TPA Suwung dapat ditekan signifikan. TPS3R Panca Sari melibatkan partisipasi aktif masyarakat, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, sektor rumah tangga, hotel, restoran, dan villa, dengan mengelola 47 jenis sampah melalui bank sampah,” ujarnya.

Bupati Adi Arnawa menyoroti Desa Tanjung Benoa sebagai contoh ideal yang mengintegrasikan teknologi pengolahan sampah dengan pemberdayaan masyarakat. Desa Tanjung Benoa menunjukkan tidak hanya pelestarian lingkungan, tetapi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sampah inovatif. ’’Saya ingin seluruh desa di Badung menjadikan ini sebagai role model,” katanya.

Baca Juga :  Menekraf Teuku Riefky Apresiasi Keberhasian Bali Bangun Ekosistem Ekonomi Kreatif

Dia menyampaikan tantangan berbeda muncul di TPS3R Pecatu dan TPS3R Kedonganan. Di TPS3R Pecatu, Bupati Adi Arnawa mencatat volume sampah yang masuk mencapai 30 ton per hari. Namun kapasitas pengolahan hanya 5-7 ton per hari.

Bupati Adi Arnawa menegaskan perlunya akselerasi melalui pengadaan incinerator akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), meskipun rencana tersebut masih tahap kajian. Sementara hasil olahan sampah organik di lokasi ini telah berhasil diubah menjadi pupuk dipasarkan BUMDes, menunjukkan potensi ekonomi dari pengelolaan sampah. ”Ada ketimpangan signifikan antara sampah masuk dan keluar, ditambah residu belum tertangani optimal,” ungkapnya.

Untuk di TPS3R Kedonganan, menurutnya, kondisi lebih kompleks dengan volume sampah harian 10-12 ton. Namun pemilahan dan pengolahan masih terhambat karena minimnya partisipasi masyarakat serta keterbatasan dana. Residu tetap menjadi masalah, dan banyak sampah akhirnya dibuang ke TPA Suwung karena ketiadaan mesin incinerator. ”Mengatasi hal tersebut, saya berencana menyusun pola pengelolaan seragam bagi seluruh TPS3R di Badung, dengan dukungan regulasi berbasis adat. Seperti telah berhasil diterapkan di beberapa desa. BUMDes dapat berperan sebagai pembeli sampah plastik atau material daur ulang, sehingga desa tidak hanya mengolah sampah, tetapi memperoleh manfaat ekonomi,” jelas Adi Arnawa.

Bupati Adi Arnawa menambahkan rencana ini akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dalam rapat evaluasi untuk memastikan alokasi anggaran tepat sasaran. ”Tidak ada gunanya menginvestasikan alat mahal jika tidak sesuai kebutuhan desa,” papar Adi Arnawa seraya akan menginisiasi lomba pengelolaan sampah antar desa/kelurahan dengan hadiah menarik guna memacu semangat masyarakat. (pas)

Shares: