Gubernur Koster Buka Bulan Bung Karno VII Tahun 2025: ’’Satukan Semangat Nasionalisme dan Kearifan Lokal Bali”

Gubernur Koster Buka Bulan Bung Karno VII Tahun 2025: ’’Satukan Semangat Nasionalisme dan Kearifan Lokal Bali”
BULAN BUNG KRNO - Gubernur Bali, Wayan Koster bersama WakilGubernur Nyoman Giri Prasta memukul kendang sekaligus membuka Bulan Bung Karno VII 2025 dalam upacara penuh semangat, rasa syukur, dan kebanggaan sebagai bangsa yang merdeka, dipusatkan di Ardha Candra, Art Center, Denpasar, Minggu (1/6/2025).
📷: (Foto ; fkb/erik)

Gubernur Koster Buka Bulan Bung Karno VII Tahun 2025: ’’Satukan Semangat Nasionalisme dan Kearifan Lokal Bali”

DENPASAR, FORUMKEADILANBali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster secara resmi membuka Bulan Bung Karno VII 2025 dalam upacara penuh semangat, rasa syukur, dan kebanggaan sebagai bangsa yang merdeka, dipusatkan di Ardha Candra, Art Center, Denpasar, Minggu (1/6/2025).

Acara pembukaan tersebut dihadiri jajaran Pemerintahan Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota, tokoh masyarakat, pemuda, pelajar, serta elemen masyarakat lainnya.

Gubernur Koster menegaskan penyelenggaraan Bulan Bung Karno merupakan wujud hormat dan bhakti masyarakat Bali kepada Bung Karno, Bapak Proklamator, Penggali Pancasila dan pencetus ajaran Trisakti. ”Bulan Bung Karno momentum penting mengenang dan menghidupkan kembali ajaran, pemikiran, dan semangat perjuangan Bung Karno. Ini adalah bentuk rasa terima kasih dan penghargaan atas pengorbanan beliau dalam memerdekakan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Gubernur Koster menuturkan Bung Karno menjalani lebih dari 11 tahun masa tahanan politik dan pengasingan demi perjuangan kemerdekaan. Pada masa pengasingannya di Ende, Bung Karno menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang kemudian dirumuskan menjadi Pancasila, yang disampaikan secara monumental pada 1 Juni 1945 di hadapan BPUPKI. Dengan demikian, bulan Juni dipilih sebagai Bulan Bung Karno karena memiliki nilai historis penting yaiyu 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, 6 Juni sebagai Hari Lahir Bung Karno dan 21 Juni sebagai Hari Wafat Bung Karno.

Melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019, Bulan Bung Karno diselenggarakan setiap tahun di Bali sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai nasionalisme yang terintegrasi dengan kearifan lokal Bali.

Baca Juga :  Tak Pandang Bulu, Gubernur Bali Siap Cabut Izin dan Viralkan Hotel-Resto Tak Bisa Urus Sampah Basis Sumber

Gubernur Koster mengatakan bahwa tahun ini, Bulan Bung Karno mengangkat tema: ’’Prana Jagat Kerthi”, yang bermakna ajaran dan karya-karya Bung Karno merupakan bagian dari harmoni agung semesta. Tema ini sejalan dengan visi pembangunan Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang mengedepankan enam sumber kesejahteraan kehidupan dalam Sad Kerthi, yaitu: Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Keith, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.

Melalui tema ini, Gubernur Koster ingin menegaskan pembangunan Bali harus berakar pada spiritualitas, kelestarian alam, kemanusiaan, dan budaya. Nilai-nilai ajaran Bung Karno dan kearifan lokal Bali tidak hanya diperingati, tetapi juga diaktualisasikan dalam berbagai kebijakan dan program pembangunan.

Sebagai bagian dari perayaan, Pemprov Bali menyelenggarakan berbagai lomba yang menggugah kreativitas dan semangat nasionalisme generasi muda, di antaranya lomba musikalisasi puisi Bung Karno berjudul ”Sudah Ber-Ibu Kembali”, lomba film pendek bertema ’’Berdikari Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Bali”, lomba film dokumenter bertajuk ”Ketahanan Budaya Bali di Tengah Globalisasi”, dengan total hadiah Rp115.500.000 disediakan bagi peserta berasal dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum se-Bali.

Di akhir sambutannya, Gubernur Koster menyerukan kepada seluruh masyarakat Bali, terutama generasi milenial dan Gen Z, terus mengembangkan diri dan berkontribusi aktif membangun Bali sesuai nilai-nilai kebangsaan dan kearifan lokal. ”Mari kita rawat semangat gotong royong, persatuan, dan keadilan sosial. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah). Ajaran Bung Karno adalah napas semesta bagi kita semua,” tegasnya seraya penandatanganan Kata Mutiara Bung Karno dan pemukulan Kendang Bali.

Dengan pembukaan resmi ini, Bulan Bung Karno VII Tahun 2025 di Bali diharapkan menjadi momentum membangun semangat kebangsaan yang kuat, selaras dengan kearifan lokal, demi mewujudkan Bali yang suci, harmonis, sejahtera, dan bahagia. (fkb/pas)

Baca Juga :  Tindaklanjuti Petisi Kebisingan Suara di Canggu, Bupati Giri Prasta Tinjau Atlas Beach Club
Shares: