Hadiri Upacara Pitra Yadnya Desa Adat Selulung Kintamani,  Bupati Giri Prasta Mapunia Rp 25 juta

Hadiri Upacara Pitra Yadnya Desa Adat Selulung Kintamani,  Bupati Giri Prasta Mapunia Rp 25 juta

Hadiri Upacara Pitra Yadnya Desa Adat Selulung Kintamani,  Bupati Giri Prasta Mapunia Rp 25 juta

FORUM Keadilan Bali – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri sekaligus mapunia Rp 25 juta unutuk upacara Pitra Yadnya di Banjar Adat Pandan, Desa Adat Selulung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dilaksanakan setiap 5 tahun sekali bersama-sama, Jumat (2/9).

”Pelaksanaan upacara Pitra Yadnya/Nyekah Kinambulan dilaksanakan lima tahun sekali ini dapat dibilang Agate, Watemana, Anegata  dalam istilah biasa dibilang ane pidan (dahulu), ane jani (sekarang), ane lakar teka (yang akan datang). Yang dalu bagus dilestarikan yang jelek dibuang, sekarang bahagia, yang akan datang sempurna,” ujar Giri Prasta saat memberikan sambutan.

Giri Prasta mengajak semeton semua selalu berlandaskan Tri Hita Karana. Tiga penyebab terciptanya kesejahteraan pada intinya mengajarkan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Ketiga keseimbangan tersebut merupakan penyebab terjadinya kebahagiaan, dan juga semua harus selalu berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara. ”Secara pribadi saya memberikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan telah ditunjukkan krama Desa Adat Selulung melaksanakan yadnya bersama-sama sebagai wujud dharmaning leluhur,” ujarnya.

Lebih lanjut Bupati Giri Prasta mengatakan, karya Pitra Yadnya Kinembulan sangat penting karena upacara ini merupakan sarana upacara menyucikan atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru dan melinggih di merajan rong tiga. Banyak rangkaian dari upacara nyekah patut dilaksanakan krama sebagai peserta nyekah. Mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, meprelina puspa, meajar-ajar dan terakhir mamitang ke pura dalem dan ngelinggihang di masing-masing merajan. Selain itu, prosesi meajar-ajar ada disebut Catur Loka Pala. Meajar-ajar ke utara di Pura Beratan, barat ke Pura Batu Kau, selatan ke Pura Uluwatu, dan timur ke Goa Lawah. Yang utama saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka. ”Saya harap semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai tanggung jawab serta wujud bakti kita kepada leluhur yang diupacarai,” ucapnya.

Baca Juga :  Walikota Jaya Negara Bersama Wawali Arya Wibawa Buka D'Youth Fest 4.0
Shares: