Hari Raya Tumpek Wariga, Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan dan Prosesi Nguduh Berbagai Jenis Tumbuhan

Hari Raya Tumpek Wariga, Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan dan Prosesi Nguduh Berbagai Jenis Tumbuhan
📷: SEMBAHYANG BERSAMA - Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana memimpin persembahyangan bersama dan prosesi Nguduh Sarwa Tumuwuh oleh Pemkot Denpasar serangkaian Tumpek Wariga pada Saniscara Kliwon Wuku Wariga di Pura Agung Lokanatha, Denpasar, sabtu (31/8).

Hari Raya Tumpek Wariga, Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan dan Prosesi Nguduh Berbagai Jenis Tumbuhan

FORUMKEADILANBali.com – Pemerintah Kota Denpasar secara khusus menggelar persembahyangan bersama dan prosesi Nguduh Sarwa Tumuwuh yang dipusatkan di Pura Agung Lokanatha Denpasar, serangkaian Hari Raya Tumpek Wariga jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Wariga, Sabtu (31/8).

Seperti diketahui Tumpek Wariga dikenal dengan Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, Tumpek Uduh, atau Tumpek Bubuh serentetan upakara dilaksanakan umat Hindu tiap enam bulan sekali.

Persembahyangan bersama Tumpek Wariga dilaksanakan Pemkot Denpasar dipimpin Sekretaris Daerah Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana. Hadir persembahyangan tersebut, Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka, jajaran Forkopimda Kota Denpasar dan pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Diiringi pesantian dari Sekaa Santi TPLAH Denpasar dan alunan gender wayang seka gender Denpasar Barat, rangkaian persembahyangan bersama Tumpek Wariga dimulai sejak pagi hari diawali melaksanakan upakara, dilanjutkan ngelis dan dilanjutkan persembahyangan bersama.

Usai persembahyangan, Sekda Alit Wiradana bersama hadirin lainnya melaksanakan prosesi Nguduh Sarwa Tumuwuh. Prosesi ini untuk memberikan persembahan kepada tumbuh-tumbuhan melalui sarana persembahan bubuh (bubur) lima warna.

Menurut Tutur Lontar Bhagawan Agastyaprana, kelima jenis bubur tersebut yakni bubur beras putih dipersembahkan kepada tumbuh-tumbuhan penghasil umbi-umbian. Kedua, bubur beras merah kepada tumbuh-tumbuhan penghasil biji-bijan. Ketiga, bubur sumsum hijau dari kayu sugih kepada pepohonan berbuah melalui penyerbukan bunga putik seperti mangga, klengkeng, dan sejenisnya. Keempat, bubur ketan kuning kepada pepohonan berbuah batang seperti nangka, durian dan sejenisnya. Kelima, bubur beras injin (beras hitam) kepada tumbuh-tumbuhan dan tanaman hias penghasil bunga, daun warna- warni, dan penghasil minyak harum.

Baca Juga :  Tekan DBD, Dinas Kesehatan Lakukan Fogging Fokus di Lingkungan Taman Sekar, Padangsambian

Sekda Alit Wiradana menjelaskan bubur-bubur tersebut ditempelkan pada batang pohon yang sebelumnya batang sedikit digores sembari mengucapkan ”Kaki-kaki, Nini-nini, niki ke aturan bubuh, mangda mesin gembal, mebunga megambah, buin selai lemeng wenten upacara Galungan, mangda medon, mebunga, miwah mebuah nged, nged, nged.

Hal ini dipercaya agar pohon dapat berbuah dan berbunga lebat, nantinya dapat dimanfaatkan dan dipersembahkan saat Hari Suci Galungan dan Kuningan mendatang.

Sekda Alit Wiradana mengatakan rangkaian prosesi perayaan Tumpek Wariga di Kota Denpasar rutin dilaksanakan seperti pelaksanaan upacara hari raya tumpek lainnya. ”Prosesi perayaan Tumpek Wariga merupakan hari penghormatan kita kepada alam, lingkungan dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini penjabaran dari konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam,” ujar Alit Wiradana.

Alit Wiradana berharap prosesi perayaan Tumpek Wariga dapat dijadikan  momentum rasa berterima kasih kepada alam semesta yang telah memberikan limpahan hasil kekayaan alam. Sebagai umat manusia dapat memanfaatkannya untuk hidup dan menjalankan aktivitas dengan baik. ”Penghormatan ini bisa dalam bentuk menyucikan tumbuh-tumbuhan dan memuliakan melalui prosesi upacara,” jelasnya.

Sementara itu, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Surya Antara, mengatakan prosesi perayaan Tumpek Wariga dilksanakan Pemkot Denpasar dipuput Ida Pedanda Gde Putra Keniten Telaga dari Griya Telabah, Denpasar. ”Prosesi upacara Tumpek Wariga biasanya dilakukan masyarakat di lokasi tegalan atau kebun dan ladang. Umat Hindu menghaturkan sesaji berupa canang dan berbagai bubur dari tepung beras dipersembahkan untuk Dewa Sangkara merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi sebagai dewa tumbuh-tumbuhan. Kita semua berharap melalui prosesi perayaan Tumpek Wariga ini sebagai rasa terimakasih kita kepada alam atas limpahan karunianya dan alam memberikan kebaikan kepada kita semua,” ucapnya. (pas)

Baca Juga :  Badung Serahkan 583 Kartu BPJS Ketenagakerjaan Kepada Tenaga Kerja Disabilitas di Kecamatan Abiansemal
Shares: