Karya Ngusaba Desa Adat Kedonganan, Bupati Giri Prasta Apresiasi Semangat Krama

Karya Ngusaba Desa Adat Kedonganan, Bupati Giri Prasta Apresiasi Semangat Krama

Karya Ngusaba Desa Adat Kedonganan, Bupati Giri Prasta Apresiasi Semangat Krama

FORUM Keadilan Bali – Bupati Badung Nyoman Giri Prasta memberikan apresiasi semangat krama Desa Adat Kedonganan, Kuta melaksanakan Karya Ngusaba Desa secara gotong royong dengan tulus ikhlas dan mengajak masyarakat Kedonganan bersatu.

Karya Ngusaba Desa ini dapat dilaksanakan setiap 30 tahun sekali. Ini merupakan tingkatan karya paling tinggi di desa adat. Kalau di Bali tingkatan karya paling tinggi karya Eka Dasa Rudra, dan rangkaian karya di Desa Adat Kedonganan dilakukan sesuai tahapan yang ada di lontar dan sastra Hindu. ”Kami harapkan krama Desa Adat Kedonganan khususnya diberikan keselamatan dan kesejahteraan,” ungkap Bupati Giri Prasta saat menghadiri Karya Ngusaba Desa, Desa Adat Kedonganan, di Pura Bale Agung Kedonganan, Desa Adat Kedonganan, Kuta, Selasa (4/10).

Turut hadir anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta, anggota DPRD Badung Luh Gede Sri Mediastuti, Camat Kuta D. Ngurah Bhayudewa, Lurah Kuta, Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha serta tokoh masyarakat dan undangan lainnya.

Karya Ngusaba Desa Adat Kedonganan dipuput Ida Pedanda Gede Sibang.  Bupati Giri Prasta menyerahkan dana dari Pemkab Badung Rp500 juta dan menandatangani prasasti.

Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha menyampaikan terimakasih kepada Bapak Bupati Badung beserta undangan telah hadir menyaksikan Karya Ngusaba Desa, Desa Adat Kedonganan. Karya baru dapat dilaksanakan tahun 2022 ini walaupun sudah lama direncanakan oleh empat Jero Bendesa yang sudah purna tugas dan baru bisa dilaksanakan tahun ini setelah rapat dengan para prajuru.

Baca Juga :  Tingkatkan Etika dan Ketepatan Protokol, Prokompim Badung Gelar Pelatihan Keprotokolan

Dia menjelaskan, menurut awig-awig Desa Adat Kedonganan bahwa Karya Ngusaba Desa ini dilaksanakan setiap 20-30 tahun sekali. Kalau tahun ini dilaksanakan karya paling cepat digelar tahun 2042 mendatang. Rangkaian karya Ngusaba Desa dimulai sejak 10 Agustus 2022 dengan matur piuning karya. Pada (18/10) dilanjutkan nyegara gunung dan puncak karya akan dilaksanakan pada Soma Wage Dukut, Purnamaning Kapat, (10/10).

Dia menjelaskan biaya pelaksanaan karya ini tidak ada masyarakat Desa Adat Kedonganan terbebani karena semua berasal dari dana desa adat, dukungan dari usaha desa seperti LPD, pasar desa, Bupda, BPKP2K, yayasan, para pengusaha di Kedonganan serta punia masyarakat Desa Adat Kedonganan, dengan total biaya dihabiskan mencapai Rp2,7 miliar.

Shares: