Kemarau Basah, Petani di Bangli Khawatir Bunga Durian Gugur

Kemarau Basah, Petani di Bangli Khawatir Bunga Durian Gugur
PETANI KHAWATIR - Petani durian di Kabupaten Bangli khawatir musim kemarau diguyur hujan menybabkan Bungan dunia berguguran.
📷: (Foto : fkb/jelantik)

Kemarau Basah, Petani di Bangli Khawatir Bunga Durian Gugur

BANGLI, FORUMKEADILANBali.com -Kemarau basah ditandai turunnya hujan di musim kemarau menyebabkan petani durian di Kabupaten Bangli khawatir. Pasalnya, hujan turun ketika pohon durian sedang berbunga bisa berakibat fatal, bunga seharusnya menjadi buah akan gugur. Bahkan tak jarang hujan hanya memicu tumbuhnya tunas baru pada pohon durian tersebut.

”Kami tahun ini tidak akan mampu menghasilkan buah yang optimal. Kemarau basah menjadi tantangan,” ujar I Made Degdeg salah seorang petani durian asal Tembuku, Bangli, Senin (9/6/2025).

Degdeg menjelaskan pohon durian yang sedang mengalami masa pertumbuhan bunga yang dibutuhkan kemarau cukup panjang. Selain waktu sekitar dua atau tiga minggu membentuk bunga menjadi buah. Kalau dalam masa itu terjadi hujan otomatis bunga tersebut gugur, dan bagian-bagian ranting yang seharusnya tumbuh bibit bunga berubah menjadi tunas baru. ”Pengalaman saya seperti itu. Mudah-mudahan dalam beberapa waktu ke depan intensitas hujan di musim kemarau turun sehingga pohon durian bisa menghasilkan buah,” harap Degdeg.

Terkait varietas pohon durian yang dikembangkan di Tembuku dan sekitarnya, Degdeg mengakui saat ini warga membudidayakan beragam varietas durian unggul mulai dari jenis Kane hingga Musanking. Namun petani masih mengalami kesulitan dalam pengembangan beragam varietas durian, selain keterbatasan lahan dan biaya operasional lumayan tinggi mulai dari pemupukan hingga pembelian obat-obatan. ”Sebagian besar petani di wilayah saya memiliki lahan terbatas. Durian bisa berproduksi maksimal membutuhkan biaya cukup lumayan,” jelas Degdeg sembari menuturkan pengelaman tahun-tahun sebelumnya hama paling banyak dan berpotensi membuat petani merugi adalah tupai.

Baca Juga :  Redam Inflasi, Fed AS Butuh Lebih Banyak Kenaikan Suku Bunga

Pernyataan serupa juga diungkapkan I Wayan Purna salah seorang petani asal Kintamani. Ia mengakui memiliki beberapa pohon durian. Jika tahun lalu pohon duriannya berbuah cukup lebat dan memberikan hasil maksimal, namun tahun ini perubahan iklim diwarnai hujan deras dalam waktu singkat di musim kemarau telah mengganggu produksi buah durian. ”Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Alam telah mengatur seperti itu. Kami hanya bisa berharap semoga cuaca kembali normal,” ungkapnya.

Baik Purna maupun Degdeg mengakui produksi buah durian di Kabupaten Bangli dan sekitarnya saat ini bukan saya kebutuhan setempat, namun sudah diantar pulaukan. Pasalnya, sudah banyak warga menggeluti bisnis packing buah durian dijual ke luar Bali. ”Durian saat ini bukan hanya kebutuhan lokal, namun kebutuhan luar Bali seperti kebutuhan di kota besar di Jawa yakni Surabaya, Semarang maupun Jakarta. Keuntungan yang diperoleh juga cukup menjanjikan,” paparnya. (jel)

Shares: