
: (Foto : fkb/pas)
Ketua GOW Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa Apresiasi Bulan Bhakti Gotong Royong di Desa Sumerta Kelod
DENPASAR, FORUMKEDILNBali.com – Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Denpasar yang juga Ketua Harian Bunda Literasi Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa meninjau Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGR) digelar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Banjar Kedaton Desa Sumerta Kelod, Minggu (18/5/2025).
Kegiatan ini mengusung tema ”Melalui Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Kita Bersinergi Menuju Denpasar Bersih dan Maju serta Menumbuhkan Budaya Membaca dan Melestarikan Budaya Bali Sejak Usia Dini”. Hadir Camat Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati, Plt. Bidang Keswadayaan dan Pemberdayaan Masyarakat DPMD Kota Denpasar Ni Ketut Ayu Andhayani, Ketua TP PKK Kecamatan Denpasar Timur Ida Ayu Wayan Karang Sujani, Perbekel Desa Sumerta Kelod I Gusti Ketut Anom Suardana, serta berbagai elemen masyarakat dari anak-anak hingga lansia.
Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa memberikan apresiasi atas inisiatif LPM Desa Sumerta Kelod sangat mencerminkan semangat pemberdayaan masyarakat. Rangkaian kegiatan mencakup pelayanan kesehatan gratis, lomba budaya untuk anak-anak, pemberdayaan literasi melalui perpustakaan keliling, lomba mewarnai, menulis tegak bersambung, kegiatan mendongeng, hingga pameran UMKM lokal. ’’Kegiatan ini sangat bagus dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lansia. Ini merupakan bentuk nyata dari gotong royong dan pemberdayaan masyarakat yang patut dicontoh,” ujarnya.
Ketua Panitia Sekaligus Ketua LPM Desa Sumerta Kelod, Ir. I Made Sucita menjelaskan kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan telah dilakukan selama tiga tahun masa kepengurusan. LPM sebagai mitra pemerintah desa berkomitmen mengeksekusi program-program pemberdayaan dengan melibatkan masyarakat banjar, perangkat adat, pecalang, pemangku, hingga teknisi lokal. Bulan Bhakti Gotong Royong bentuk sinergi antara dinas dan adat. ”Kami ingin masyarakat, khususnya anak-anak terbiasa dengan budaya Bali sejak dini. Karena di era teknologi ini, sangat penting menanamkan nilai budaya dan jati diri sejak usia dini,” ungkapnya.
Menumbuhkan kecintaan terhadap budaya, kata dia, digelar lomba membuat penjor bagi siswa laki-laki dan lomba membuat canang sari dan tipat bagi siswa perempuan. Kegiatan ini dirancang untuk membiasakan generasi muda dalam menjalankan tradisi, sehingga mereka mampu melestarikan budaya Bali hingga dewasa.
Meningkatkan minat baca, lanjut Sucita, diselenggarakan pameran perpustakaan menghadirkan dongeng dari cucu Made Taro, tokoh pelestari budaya Bali. Ini dilakukan membangkitkan kembali minat anak-anak terhadap cerita rakyat mulai ditinggalkan. ”Anak-anak usia dini masa emas. Dengan mengenalkan budaya dan literasi sejak kecil, kita bisa menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan cinta budaya,” ucapnya. (pas)