Ny. Putri Koster Ajak Masyarakat Jadikan Bali Sebagai Pulau Organik

Ny. Putri Koster Ajak Masyarakat Jadikan Bali Sebagai Pulau Organik

Ny. Putri Koster Ajak Masyarakat Jadikan Bali Sebagai Pulau Organik

FORUM Keadilan Bali – Ketua TP PKK Prov Bali Ny. Putri Koster mengingatkan dan mengajak masyarakat Bali kembali ke tatanan hidup dulu dengan mengkonsumsi makanan organik. Sehingga Bali perlu kembali ke sistem pertanian organik seperti sedia kala.

Hal itu disampaikannya Ny. Putri Koster saat menjadi narasumber pada acara dialog interaktif dengan tema ”44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru” dengan sub tema ?Bali Pulau Organik” di RRI Denpasar, Selasa (20/6).

Dialog bersama dua narasumber lain, yaitu Prof. I Made Damriyasa (Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali) dan Prof I Made Supartha Utama (Pokli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pangan, Sandang dan Papan) dan dipandu Indah Widyasari.

”Kami TP PKK menggandeng pakarnya di bidang pertanian agar bisa mengedukasi masyarakat. Leluhur kita dari dulu sudah mewariskan sistem pertanian terintegrasi, dengan nilai-nilai adiluhung. Mari kita kembali kepada pertanian yang menjadi jati diri kita,” katanya.

Ny. Puri Koster wanita dikenal seniman serba bisa ini mengatakan, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sangat konsen dengan sistem pertanian organik dan ingin menjadikan Bali sebagai provinsi pertama di Indonesia menyandang predikat provinsi hijau. ”Mari kita bersama-sama, terutama TP PKK kadernya hingga ke unit terkecil masyarakat yaitu keluarga ikut aktif menyebarluaskan dan menjadikan Bali sebagai pulau organik,” imbuhnya sembari mengatakan zat kimia sudah terbukti meracuni tubuh.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara arikan Topeng Arsa Wijaya di di Pura Dalem Manik Penataran Agung Lemintang

Ny. Putri Koster mengajak petani Bali memasarkan hasil pertanian ke masyarakat Bali terlebih dahulu. ”Saya harap ke depan masyarakat Bali mengkonsumsi makanan berkualitas dari tanah Bali terlebih dahulu. Jika ada kelebihan atau surplus bisa diekspor. Jangan sampai hasil yang bagus diekspor terlebih dahulu dan masyarakat kita mendapatkan sisanya,” tegasnya.

Sementara Prof. Damriyasa mengatakan di era kepemimpinan Gubernur Koster sangat konsen melindungi alam, manusia dan kebudayaan Bali. Hal itu bisa dilihat dari pencapaian kepemimpinan Gubernur Koster dan Wakil Gubernur Cok Ace belum genap lima tahun ini sudah terangkum dalam 44 tonggak peradaban penanda Bali Era Baru. “Di sana sudah terdapat 44 pencapaian beliau selama memimpin Bali, salah satunya sistem pertanian organik,” jelasnya.

Prof. Supartha Utama memandang pertanian organik tidak hanya memiliki nilai ekonomi tinggi, namun juga memiliki nilai-nilai budaya yang terkandung dalam filosofi Sad Kerthi. Pertanian organik menurutnya tidak hanya menghasilkan bahan pangan berkualitas bagi masyarakatnya, namun salah satu upaya menjaga ekosistem Bali secara berkelanjutan. ”Di luar negeri, masyarakatnya sangat konsen dengan makanan yang mereka makan. Makanan organik memiliki nilai lebih bagi mereka. Jika kita bisa menjual bahan makanan organik kita dengan nilai-nilai ekstrinsiknya seperti nilai budaya, kita bisa menjual produk lebih tinggi lagi,” ucapnya seraya mengatakan jika hasil produksi melalui sistem pertanian organik bisa lebih tinggi dari pertanian biasa.

Shares: