
Ny. Putri Koster Ingin Anggrek Lenjong Warnai Halaman Rumah Masyarakat Bali
FORUM Keadilan Bali – Keberadaan tanaman anggrek salah satu flora endemik Indonesia khususnya Bali perlu terus dikembangkan dan diangkat harkat martabatnya sehingga masyarakat kembali gemar menanam anggrek untuk menghiasi halaman rumah.
Terdapat beberapa spesies anggrek menjadi flora endemiknya Bali kita diangkat kembali, salah satunya Anggrek Lenjong atau dikenal dengan anggrek Kalajengking.
Demikian disampaikan Ketua DPD Perhimpunan Anggrek Indonesia ( PAI) Provinsi Bali, Ny. Putri Koster dalam sambutannya saat penutupan Festival Anggrek International, di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (14/5).
Ny. Putri Koster menyampaikan di era tahun 1970-an anggrek Lenjong atau anggrek kalajengking banyak tumbuh di halaman rumah masyarakat Bali. Biasanya anggrek Lenjong digunakan untuk menghias sanggul atau sarana persembahyangan. Lambat laun keberadaan anggrek ini menghilang dan berganti masanya dengan anggrek tampilannya lebih cantik dan memikat, seperti anggrek bulan. Keberadaan anggrek Lenjong sebagai salah satu endemik flora Bali perlu diangkat kembali keberadaannya. ”Kita gerakkan potensi yang kita miliki baik dari Dinas Pertanian, pengamat anggrek, akademisi bersinergi melakukan riset membudidayakan dan mengembangkan anggrek ini,’’ katanya.
Dia mengungkapkan anggrek Lenjong bisa lebih indah tampilannya, dikembangkan para ahlinya agar kelopaknya lebih besar sehingga motif lebih terlihat. Misalnya satu tangkai bunganya lebih banyak. Seperti gadis desa mendapat sedikit polesan sehingga menjadi wanita cantik lebih dewasa. ”Kita upayakan anggrek Lenjong aslinya dari alam sedikit polesan meningkat keindahannya,” tuturnya.
Wanita yang akrab disapa Bunda Putri ini menambahkan penyelenggaraan festival anggrek baru pertama kali diselenggarakan di Bali mendapat antusias sangat luar biasa baik dari pegiat anggrek maupun masyarakat. Pameran anggrek ini perlu dilaksanakan berkesinambungan dan konsisten dijadikan agenda tahunan. Dengan demikian, anggrek sebagai salah satu flora endemik Bali akan terus dicintai masyarakatnya dan lestari keberadaannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada menyampaikan Festival Anggrek Internasional dilaksanakan selama 10 hari dari tanggal 4-14 Mei 2023 menampilkan berbagai kegiatan, seperti lomba anggrek, lomba merangkai bunga anggrek, lomba landscape anggrek dan lomba fotografi.
Menurutnya, pameran dan bursa telah ditampilkan aneka anggrek lokal dan hibrida turunannya diikuti perwakilan PAI, pengusaha anggrek dan florikultura dari seluruh Indonesia, dengan jumlah stand 80 buah. Pameran diikuti delegasi asing yaitu dari Singapura Kesavan – President of OSSEA (Orchid Society of South East Asia) Singapura dan Delegasi dari Taiwan Ken Yang, Youth Associate of TOGA (Taiwan Orchid Grower Association).
Sunada memamarkan berdasarkan evaluasi selama pelaksanaan pameran kali ini, secara umum dapat telah berjalan baik dan sukses, dilihat dari jumlah pengunjung yang hampir tidak pernah sepi. Omzet penjualan selama festival berlangsung mencapai Rp1.749.000.000, rata-rata per hari Rp174.900.000.