
: (Foto : fkb/pas)
Pelatihan Pembuatan Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu Sasar PKK Banjar Pengukuh, Desa Peguyangan Kangin.
DENPASAR, FORUMKEADILANBli.com – Pemerintah Kota Denpasar bersama Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar menggelar pelatihan membuat banten dengan materi Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu di Balai Banjar Pengukuh, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Sabtu (17/5).
Pelatihan diikuti puluhan ibu-ibu PKK setempat didampingi narasumber serta pendamping dari WHDI Kota Denpasar agar pembuatan banten dapat dilaksanakan mandiri.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana bersama Sekretaris Kecamatan Denpasar Utara I Wayan Aryanta, Perbekel Desa Peguyangan Kangin, Wayan Susila, Kelian Adat dan Kepala Dusun Banjar Pengukuh, mengatakan pelatihan pembuatan Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu difasilitasi Pemkot Denpasar untuk masyarakat dilaksanakan berkelanjutan. Jenis banten otonan ini sangat dibutuhkan disetiap enam bulan sekali dalam memperingati hari kelahiran secara agama Hindu.
Dia menjelaskan pelatihan pembuatan banten mengkhusus pada pembuatan Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu agar peserta mayoritas kaum ibu ini paham tidak saja cara membuat banten, tapi pengaplikasiannya serta filosofi dari banten yang dibuat tersebut sesuai sastra agama Hindu. ”Dengan bimbingan narasumber berpengalaman dari WHDI maka pembuatan banten otonan sesuai dengan makna,” ujarnya.
Sementara narasumber pelatihan banten dari WHDI Denpasar, Ni Wayan Sukerti menjelaskan materi yang diajarkan dalam pelatihan membuat banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu terdiri dari “Ulun Banten” yakni pejati, gebogan, pengambean, peras soda, dapetan pokok. Selain sesayut (sesayut pebersihan, sesayut sida purna, sesayut pageh urip) dan tebasan pemiak kala, juga segehan manca warna, bayakaonan dan prayascita. ”Filosofi dari masing-masing komponen banten tersebut serta tata cara pengaplikasian dalam upacara otonan ditambah sesi tanya jawab,’’ jelasnya.
Sukerti menambahkan pelatihan banten kepada masyarakat program rutin tahunan dan setiap tahun dilaksanakan delapan kali di empat kecamatan mendapat giliran dua kali pelatihan. Tahun ini kegiatan dimulai tanggal 7 Mei 2025 berakhir pada 19 Mei 2025. ”Pelatihan pembuatan banten ini media saling bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan tentang pembuatan Banten melalui sesi tanya jawab,” ucap Sukerti.
Salah satu peserta pelatihan, Kadek Suardani menyambut baik pelatihan membuat banten di lingkungannya. ’’Kegiatan ini sangat membantu ibu-ibu semakin memahami tata cara pembuatan banten dan pengaplikasiannya dalam upacara. Kita di Bali tidak pernah terlepas dari kegiatan keagamaan,” ungkapnya. (pas)