
Pemkot Denpasar Maknai Perayaan Tumpek Wayang Sebagai Momentum Otonan Jagat
FORUM Keadilan Bali – Pemerintah Kota Denpasar menggelar persembahyangan Hari Tumpek Wayang bertepatan dengan Saniscara Kliwon, Wuku Wayang, Sabtu (29/4).
Momentum ini dimaknai sebagai otonan jagat, hari baik untuk pembersihan, penyucian, serta pemuliaan jagat raya dan isinya. Pemujaan saat Tumpek Wayang ditujukan kepada Sang Hyang Iswara melalui persembahan sesajen terhadap tuah pratima-pratima dan wayang. Persembahan juga disajikan bagi tetabuhan seperti gong, gender, angklung, dan lainnya. Karena itu, Tumpek Wayang sendiri diartikan sebagai penghormatan terhadap seni dan keindahan.
Pelaksanaan persembahyangan Tumpek Wayang di Kota Denpasar dipusatkan di Pura Lokanatha Lumintang, Denpasar dipuput Ida Pedanda Gede Putra Telaga, dari Griya Tegal Denpasar.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Denpasar, I Made Toya usai persembahyangan mengatakan, pelaksanaan persembahyangan ini merujuk Instruksi Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2022, tentang Perayaan Rahina Tumpek Wayang Dengan Upacara Jagat Kerthi. ”Sesuai Instruksi Bapak Gubernur Bali, Pemkot Denpasar menggelar upacara persembahyangan ini, sebagai wujud pelaksanaan tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai kearifan local dan wujud sradha dan bhakti umat kepada Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga kedepan pelaksanaan tata kehidupan dan pembangunan di Kota Denpasar dapat berjalan lancar,” ungkap Toya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PHDI Kota Denpasar Made Arka menjelaskan perayaan Tumpek Wayang ini merupakan makna dari menjaga keharmonisan alam berserta isinya. ”Tumpek Wayang memiliki beberapa kekhususan. Jika ada anak yang lahir saat Wuku Wayang, maka harus diupacarai dengan mebayuh wayang sapuh leger. Kata sapuh leger terdiri dari dua kata, yakni sapuh artinya pembersihan, dan leger artinya maka atau kekotoran,” jelas Arka.
Bagi umat Hindu, lanjut Arka, Tumpek Wayang dianggap hari sakral karena merupakan pertemuan beberapa waktu terakhir atau transisi, yaitu Kajeng (waktu terakhir dalam siklus Tri Wara), Kliwon (waktu terakhir dalam siklus Panca Wara), serta Saniscara (waktu terakhir dalam siklus Sapta Wara). Sedangkan Tumpek Wayang adalah hari raya tumpek yang terakhir, dalam siklus kalender Bali.