
: (Foto : fkb/pas)
Pemkot Denpasar Ngaturang Bhakti Penganyar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung
LUMAJANG, FORUMKEADILANBali.com – Jajaran Pemkot Denpasar melaksanakan Bhakti Penganyar serangkaian Karya Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bertepatan dengan Rahina Buda Wage Menail, Rabu (16/7/2025).
Hadir serta berbaur bersama pamedek, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede bersama segenap Anggota DPRD Kota Denpasar, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, serta Anggota DPRD Kota Denpasar dan pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.
Tampak Pangrajeg Karya yang juga Panglingsir Puri Ubud, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Denpasar Ida Bagus Ketut Rimbawan, Ketua PHDI Kabupaten Lumajang Teguh Widodo, Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua Gatriwara Kota Denpasar Ny. Purnawati Ngurah Gede, serta Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Widnyani Wiradana.
Rangkaian Bhakti Penganyar diawali dengan pangilen Tari Rejang Renteng yang dibawakan oleh WHDI dan DWP Kota Denpasar, dilnjutkan dengan Tari Baris Gede yang dibawakan Bendesa Adat se-Kota Denpasar serta Topeng Wali yang dibawakan oleh Paguyuban Seniman Kota Denpasar. Iringan suara Kidung dan Gembelan menambah khidmat suasana. Bhakti Penganyar diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngenjung, Griya Selat Duda Karangasem.
Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan Pujawali di Pura Mandhara Giri Smeru Agung ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. ”Pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ujar Arya Wibawa.
Manggala Karya Cokorda Gede Indrayana mengatakan piodalan itu sendiri merupakan upacara tahunan yang diselenggarakan oleh pengempon pura dan masyarakat sekitar. Dikatakannya, keberadaan Pura Mandhara Giri Semeru Agung merupakan momentum perpaduan antara Hindu Jawa dan Hindu Bali. Karenanya, setiap pelaksanaan Bhakti Penganyar selalu dipadukan dengan Pemkab/Pemkot di Provinsi Jawa Timur. “Bhakti Penganyar dari Pemkot Denpasar juga dilaksanakan bersama-sama dengan Pemkab Banguwangi,” jelasnya.
Tahun 2025 ini, lanjut Indrayana, Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru akan berlangsung selama 11 hari. Itu dimulai sejak Purnama Kasa pada Kamis (10/7) lalu, hingga Senin (21/7) mendatang. Dalam rentan waktu itu, umat Hindu yang sebagian besar dari Bali akan silih berganti datang selama 24 jam untuk melakukan persembahyangan. (pas)