
: (Foto : fkb/jelantik)
Petani Semangat, Harga Kopi Gelondongan di Pasaran Tetap Stabil
BANGLI, FORUMKEADILANBali.com – Harga kopi sempat turun di pasaran, namun kini harga kopi gelondongan petik merah stabil di kisaran Rp16 ribu per kilo. Kondisi ini menyebabkan sejumlah petani saat ini mengalami panen raya tetap sumringah. Mereka yakin harga kopi di pasaran nasional maupun internasional akan tetap stabil di tengah kebutuhan pasar semakin meningkat.
’’Di tingkat petani harga kopi saat ini masih bertengger di harga Rp16 ribu per kilogram. Harga cukup memberikan angin segar bagi kami petani kopi,” ungkap Mustika salah seorang petani kopi asal Kembangsari, Selasa (17/6/2025).
Mustika menjelaskan, stabilnya harga kopi di pasaran permintaan pasar maupun lokal, domestik maupun internasional masih tinggi menyusul adanya kecendrungan warga menjadikan minum kopi salah satu kebiasaan saat berkumpul dengan teman-teman atau keluarga. ”Saya berharap harga kopi tetap bergairah sehingga petani kopi makin bersemangat membudidayakan tanaman kopi,” ujarnya.
Sementara petani kopi lainnya, Nyoman Sudita asal Desa Manikliyu mengaku bersyukur harga kopi di pasaran tergolong cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meningkatnya harga kopi di pasaran lokal karena munculnya coffeshop di sejumlah tempat wisata juga mendorong munculnya kebiasaan minum kopi di kalangan generasi muda. ”Saat ini minum kopi di coffeshop atau warung kopi menjadi trend atau kebiasaan di kalangan generasi muda. Ini menjadi salah satu pendorong harga kopi cukup baik tahun ini,” ucapnya seraya menambahkan naiknya harga Kopi tersebut membawa tantangan bagi petani kopi Kintamani yakni bagaimana mempertahankan kualitas kopi sehingga benar-benar Kopi Kintamani tidak saja mampu bersaing di lokal, namun juga bisa bersaing di Internasional.
Diketahui kopi Arabika Kintamani sejak lama dikenal di seluruh dunia. Bahkan beberapa tahun lalu kopi Arabika Kintamani berhasil menembus pasar luar negeri baik di Amerika serikat maupun di Eropa. Kopi Arabika Kintamani memiliki cita rasa sangat khas. Keberadaan kopi Arabika Kintamani telah mendapatkan sertifikat indikasi geografis sejak tahun 2008. Untuk mempertahankan eksistensi kopi Arabika Kintamani telah dibentuk pengurus Masyarakat Peduli Indikasi Geografis (MIPG) dan Gubernur Bali I Wayan Koster telah bersedia ditunjuk menjadi Pembina MIPG. (jel)