Pj. Gubernur Bali Ajak Masyarakat Mayasa Kerthi Laksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara

Pj. Gubernur Bali Ajak Masyarakat Mayasa Kerthi Laksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara
Rayakan Hari Konsumen Nnasional, OJK Bali Gelar Edukasi Penyandang Disabilitas dan Yowana Gema Santi

Pj. Gubernur Bali Ajak Masyarakat Mayasa Kerthi Laksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara

FORUMKeadilanbali.com – Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya mengajak komponen masyarakat yang ada di Pulau Dewata Mayasa Kerthi melaksanakan Dharma Agama dan Negara Negara.

Hal itu disampaikan Pj. Gubernur mahendra Jaya didampingi Ny. Drg. Ida Mahendra Jaya saat menghadiri Dharma Santi Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1946 di Provinsi Bali, di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Kamis (18/4).

Mahendra Jaya mengucapkan Selamat Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1946 dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H telah dirayakan sebelumnya. Ia mengajak seluruh komponen masyarakat yang ada di Bali, Mayasa Kerthi dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara. Melaksanakan Dharma Agama menjalankan tugas dan kewajiban sebagai umat beragama untuk mencapai tujuan beragama, mengamalkan ajaran agama dan aspek-aspek yang dikandung dalam ajaran agama dengan penuh tanggung jawab dan tulus ikhlas guna mewujudkan kebahagiaan niskala – sakala.

Sedangkan Dharma Negara, patuh terhadap norma hukum, melaksanakan tugas, hak, dan kewajiban kepada negara dalam pengertian seluas-luasnya. Hal ini penting agar terwujud ketertiban, ketentraman, dan kedamaian dalam masyarakat. Dengan demikian, individu dalam masyarakat dapat bekerja dengan baik, produktivitas meningkat sehingga masyarakat semakin sejahtera, harapannya akan semakin bahagia.

Membangun individu berkualitas, menurut Mahendra Jaya, harus diikuti dengan pembangunan sumber daya manusia berkelanjutan, sejalan dengan ajaran Jana Kerthi yakni membangun kesucian, kemuliaan, dan kualitas diri manusia Bali. Sehingga tema Dharma Santi tahun ini, yakni ”Gunamanta Jana Kerthi” (Penguatan Jatidiri Manusia Bali Unggul), menjadi relevan dalam upaya pembangunan sumber daya manusia untuk mewujudkan tata kehidupan yang bahagia niskala-sakala. Jika direnungkan realita kondisi saat ini, informasi sangat cepat, dinamis, dan kompetitif sehubungan pesatnya kemajuan teknologi informasi. ”Kita perlu eling, ingat jati diri sebagai manusia Bali,” ucapnya seraya menegaskan, melalui tema tersebut masyarakat diajak introspeksi diri sekaligus meneguhkan kembali komitmen kita untuk menjadi manusia Bali yang berkepribadian dalam kebudayaan, berintegritas, unggul, dan berdaya saing.

Baca Juga :  Hari Raya Nyepi dan Lebaran, 8.065 Warga Binaan Lapas DKI Jakarta Terima Remisi

Mahendra Jaya mengungkapkan melalui Dharma Santi ini, semeton sami mari ngrombo, bekerja sama, bergotong-royong meningkatkan kualitas SDM masyarakat. Terus berupaya mewujudkan keamanan, kedamaian, dan kerukunan antar umat beragama. ”Semoga segala yasa kerthi kita sesuai swadharma dapat memberi vibrasi positif dalam upaya bersama agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali niskala-sakala untuk terwujud Bali Dwipa Jaya,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Dharma Santi Nyepi Provinsi Bali yang juga selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali I Gusti Ngurah Wiryanata  menyampaikan Dharma Santi Hari Suci Nyepi kembali dapat dilaksanakan tahun 2024 setelah hampir 5 tahun, tepatnya dari tahun 2019 – 2023, tidak dilaksanakan karena ada kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat Covid-19.

Dia menjelaskan Dharma Santi merupakan ajang pertemuan atau silaturahmi dapat saling memaafkan kesalahan masing-masing, serta mengupayakan tidak membuat kesalahan lagi di kemudian hari. Dharma Santi dapat dimaknai sebagai inti moderasi beragama patut dijadikan acuan dalam kehidupan beragama di masyarakat, yaitu memberikan penekanan pemaknaan bahwa agama harus menjadi sumber inspirasi dalam kehidupanberbangsa dan bernegara. Dengan pemahaman seperti ini diharapkan dalam beragama tidak hanya akan terwujud kedekatan makhluk/manusia dengan Tuhan. Namun memunculkan sikap saling menghormati, toleransi sekaligus memuliakan alam beserta isinya. (nom)

Shares: