Pukau Penonton PKB, Rekasedana Kesenian Topeng Gases Bali Angkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana Puncak Penyempurnaan

Pukau Penonton PKB, Rekasedana Kesenian Topeng Gases Bali Angkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana Puncak Penyempurnaan
PAGELARAN TOPENG - Penampilan Rekasadana (Pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center, Kamis (26/6/2025).
📷: (foto Fkb/pas)

Pukau Penonton PKB, Rekasedana Kesenian Topeng Gases Bali Angkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana Puncak Penyempurnaan

DENPASAR, FORUMKEADILANBli.com – Rekasadana (pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Art Center Denpasar, Kamis (26/6/2025).

Dengan mengangkat tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana, sajian pementasan ini sukses memanjakan penonton dengan sajian topeng khas Kota Denpasar. Hadir memberikan dukungan, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, Anggota DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Kourator PKB XLVII, Prof. Dr. I Made Bandem, serta seluruh penonton antusias hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Art Center Denpasar.

Sajian pementasan diawali penampilan Topeng Panglembar yakni Topeng Keras dan Topeng Tua. Dilanjutkan dengan Topeng penokohan Penasar, Wijil, Dalem Arsa Wijaya, Punakawan, Parekan, Patih serta Topeng Dalem Sidakarya.

Kordinator Seka Topeng Gases Bali, Ketut Indra Wijaya mengatakan dalam tradisi Hindu Bali, Nyenuk berasal dari kata nyukat yang bermakna mengukur dan menakar. Upacara ini merupakan ritual sakral yang menjadi puncak penyempurnaan rangkaian yadnya. ”Upacara ini melambangkan keseimbangan Tri Hita Karana, yakni ketaatan pada dewata atau parahyangan, harmoni sesama manusia  atau pawongan, dan penghormatan pada alam atau palemahan. Nyenuk adalah wujud ritual sebelumnya dimurnikan sebelum persembahan naik ke khayangan,” ujarnya.

Indra Wijaya mengungkapkan, ketika Ida Dalem Waturenggong beserta para abdi dan masyarakat sedang melakukan yadnya di Pura Basukian dibarengi Ida Dalem Sidakarya dalam suasana penuh khidmat. Masyarakat bersatu dalam semangat ngayah mempersiapkan segala sarana upacara dari banten, gamelan, hingga tari-tarian suci.

Baca Juga :  Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ditahan KPK

Dikatakannya, rangkaian ritual ini diwarnai pementasan tarian sakral ditampilkan pada saat-saat khusus. Ida Dalem Sidakarya hadir sebagai simbol pemurnian dan penutup dari seluruh prosesi, membawa berkat, serta mengusir segala bentuk kekotoran dan energi negatif. ”Cerita ini digarap dalam sebuah pementasan seni bukan sekadar hiburan. Tetapi merupakan wujud rasa syukur mendalam ke hadapan Sang Pencipta atas kelancaran upacara dan kehidupan yang diberkahi. Dalam tarian itu, tersirat doa-doa, harapan, dan penghormatan kepada para dewata, alam semesta,” katanya.

”Upacara Nyenuk ritual mengukur kesempurnaan yadnya melalui seni dan spiritualitas. Pementasan ini adalah refleksi Nyastra-Nyagini dengan seni sebagai ritual masyarakat Bali. Topeng Sidakarya dihidupkan bukan sebagai tontonan, melainkan tirta yadnya air suci yang mengalirkan dharma melalui gerak, nada, dan makna,” imbuhnya.

Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana memberikan apresiasi atas berbagai persiapan dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Seka Kesenian Topeng Gases Bali sebagai duta Kota Denpasar pada PKB XLVII sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.

Alit Wiradana mengaku bangga penampilan Baleganjur Duta Kota Denpasar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar yang mengutamakan regenerasi dan sekehe sebunan dalam satu desa. Pihaknya optimis Duta Kota Denpasar dapat memperoleh hasil maksimal pada lomba tahun ini. ”Kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa. Bahkan sukses mengundang gelak tawa penonton. Semoga kesenian Topeng di Kota Denpasar tetap ajeg dan lestari,” paparnya. (pas)

Shares: