Rambah Pasar Tradisional, Harga Alpokat Hass Tetap Moncer

Rambah Pasar Tradisional, Harga Alpokat Hass Tetap Moncer
TUNJUKAN BUAS ALPOKAT - Petani alpokat Hass asal Desa Abuan, Kintamani, Bangli Nyoman Bebas memperlihatkan tanaman alpokat Hass sedang berbuah lebat di ladangnya, Jumat (16/5/2025)
📷: (Foto : fkb/jelantik)

Rambah Pasar Tradisional, Harga Alpokat Hass Tetap Moncer

BANGLI, FORUMKEADILANBali.com – Harga alpokat jenis Hass saat ini tengah trend sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Dibandingkan dengan jenis lainnya harganya masih tetap moncer.

Beberapa waktu lalu, harga alpokat Hass untuk grade A dengan berat minimal 200 gram mencapai Rp45 ribu per kilogram. Sedangkan grade B dengan ukuran minimal 180 gram harganya Rp40 ribu per kilogram serta grade C ukuran minimal 150 gram hanganya Rp35 ribu per kilogramm. “Saat ini alpokat lokal minim di pasaran. Dengan demikian, banyak pemilik warung beralih ke alpokat Hass dan memilih grade C. Ini menyebabkan harga alpokat Has mengalami penurunan,” ungkap I Nyoman Bebas, petani alpokat Has asal Desa Abuan, Kintamani, Bangli saat ditemui, Jumat (16/5/2025).

Bebas yang juga pengepul buah alpokat Hass ini mengemukakan, saat ini harga alpokat Has grade A Rp30 ribu per kilogram. Sementara grade B Rp20 ribu dan grade C Rp10 ribu per kilogram. ”Harga tersebut di tingkat petani,” ujarnya seraya menambahkan terjadinya penurunan harga disebabkan kualitas buah menurun akibat serangan hama menyebabkan cepat rusak.

Meski harga mengalami penurunan, kata Bebas, antusias petani membudidayakan alpokat Hass masih tetap tinggi. Terbukti kini luas lahan penanamannya terus mengalami peningkatan dan telah merambah hampir ke seluruh wilayah pegunungan di Bali. Jika dibandingkan dengan jenis alpokat lainnya, alpokat Hass lebih menguntungkan karena buahnya bisa bertahan lama. Sehingga para pedagang bisa menekan kerugian. ”Kalau jenis lain buahnya cepat matang dan cepat membusuk jika sudah matang,” jelas Bebas saat ini memiliki ribuan pohon alpokat Hass.

Baca Juga :  OJK – Kementerian Keuangan Perkuat Kerja Sama Pertukaran Data dan Informasi

Terkait pangsa pasar, Bebas mengakui sebelumnya alpokat Hass memang memiliki pangsa pasar tersendiri. Selain diekspor ke sejumlah negara di Asia, juga banyak dipasarkan di restaurant di Bali. Hal ini membut harga alpokat Hass berbeda jauh dengan jenis alpokat lainnya. Ketika produksi alpokal lokal saat ini tidak ada, banyak pedagang ikut menggunakan alpokat Hass grade C untuk kebutuhan pelanggannya. ”Sebelumnya alpokat ini dominan untuk eksport dan konsumsi restaurant, kini sudah bisa ditemukan di pedagang kaki lima,” ucapnya.

Alpukat jenis Hass salah satu varietas alpukat paling populer di dunia. Alpokat varietas ini memiliki ciri-ciri yakni kulit tebal kasar warna kulit akan berubah menjadi hijau tua hingga ungu tua jika sudah matang. Salah satu keunggulan dari alpokat varietas ini buahnya berwarna kuning dengan tekstur creamy kaya rasa sehingga sangat populer di dunia. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat di daerah dengan suhu antara 14-24 derajat celsius. Karena memiliki kulit tebal dan kasar, maka buahnya memiliki daya tahan selama pengiriman. Saat ini pengembangan alpokat varietas ini telah merambah di seluruh Bali khususnya berada di wilayah pegunungan seperti di Kintamani, Pelaga-Badung, serta di beberapa kawasan di Buleleng pegunungan. (jel)

Shares: