
Ratusan Calon Pengantin Mengikuti Gebyar Fokus Pendampingan dan Pemeriksaan Kesehatan
FORUMKeadilanbali.com – Ratusan orang calon pengantin (catin) di Kota Denpasar mengikuti gebyar calon pengantin memfokuskan orientasi pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) pelayanan dan pengukuran, di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa, Selasa (11/6).
Berbagai kegiatan digelar pada gebyar catin diadakan BKKBN Provinsi Bali bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar seputar pemeriksaan hemoglobin dan pengukuran lingkar lengan atas (Lila) bagi catin perempuan, serta pemaparan materi seputar perkawinan dari beberapa narasumber yang dihadirkan.
Hadir pada kesempatan tersebut Wawali Kota kadek Agus Arya Wibawa, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Sarles Brabar, Ketua GOW Kota Denpasar, Kepala Dinas P3AP2KB Kota Denpasar I Gusti Agung Sri Wetrawati, Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Warmadewa Dr. dr. Dewa Ayu Putri Sri Masyeni.
Wawali Arya Wibawa mengapresiasi penyelenggaraan gebyar calon pengantin. Ini merupakan salah satu upaya intervensi serius dilakukan untuk memberikan pendampingan dan edukasi seputar gizi dan kesehatan reproduksi pra perkawinan. ”Gebyar catin perlu dilakukan sebagai pendampingan para catin akan melangsungkan pernikahan. Melalui edukasi yang baik, catin dapat dipastikan dalam kondisi sehat dan ideal merencanakan kehamilan. Sehingga resiko stunting akan dapat dicegah sejak dini,” ungkapnya.
Wawali Arya Wibawa menuturkan Pemerintah Kota Denpasar memiliki komitmen dan serius pencegahan dan penurunan stunting di Kota Denpasar. Berbagai intervensi dilakukan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Pemberian PMT kepada balita dan ibu hamil di posyandu, skrining stunting dilakukan TPK, dan usaha lainnya. ”Kami menggandeng Majelis Desa Adat ikut dalam intervensi pencegahan stunting. Saat ini kurang lebih 17 desa adat mengeluarkan pararem atau aturan adat berisi aturan bagi warga adat. Yang akan menikah harus melakukan pendataan dan pengecekan kesehatan melalui klian adat,” tuturnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Sarles Brabar mengemukakan salah satu dari 10 intervensi dilakukan dalam percepatan penurunan stunting memastikan setiap calon pengantin/calon PUS berada dalam kondisi ideal menikah dan hamil. Ia memastikan intervensi ini 100 persen catin mendapatkan bimbingan perkawinan di KUA dan lembaga agama lainnya. ”Kami ingin memastikan 100 persen catin mendapatkan pemeriksaan kesehatan pengukuran BB, TB dan lila di Posyandu oleh TPK dan terdata dalam aplikasi elsimil. Output diharapkan dalam intervensi ini penurunan jumlah catin kurang gizi dan anemia,” paparnya.
Sarles Brabar berharap semua pihak dapat memanfaatkan momentum ini melaksanakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dengan komitmen tinggi. “Pelaksanaan intervensi serentak pendek membutuhkan sinergi dan kolaborasi kuat semua pihak untuk mencapai output dan outcome yang diharapkan,” imbuhnya. (pas)