
RSU Bangli Bantah Tudingan Pulangkan Pasien Belum Sembuh
FORUMKEADILANBali.com β Direktur RSU Bangli dr. I Dewa Gede Oka Darsana membantah tudingan memulangkan pasien BPJS yang belum sembuh. Pasien yang dipulangkan itu disarankan oleh dokter untuk rawat jalan.
dr. Oka Darsana kepada forumkeadilanbali.com, Kamis (16/1/2025) mengatkan, pihaknya membantah tudingn tersebut. βTidak benar tudingan itu, dan kami tidak ada memulangkan pasien yang belum sembuh,β tegasnya.
Menurut dr. Oka Darsana adanya tudingan tersebut karena beda persepsi antara masyarakat dengan pihak rumah sakit. Pasien yang dipulangkan pasien sudah sembuh. Namun tidak berarti tidak butuh perawatan. Pada suatu kasus stroke misalnya, mereka sudah dipulangkan, namun disarankan rawat jalan oleh pihak rumah sakit. Karena tingkat kesembuhan pasien stroke tidak sama dengan kasus lainnya.
dr. Oka Darsana menjelaskan persepsi masyarakat justru berbeda, ketika dipulangkan dan disarankan rawat jalan, mereka mengganggap dirinya dipulangkan dalam kondisi masih sakit. Keputusan dan kewenangan memulangkan pasien rawat inap ada ditangan dokter. Bukan karena pasien BPJS atau bukan.
Dia membantah alasan klaim biaya perawatan paket BPJS habis dan buru-buru pasien dipulangkan. Kalau berpikir profit mengapa mau RSU merawat pasien BPJS sampai setahun. βApa untung atau rugi,β tanyanya.
dr. Oka Darsana mengungkapkan kewenangan memulangkan pasien ada pada dokter yang menangani. Kewenangan klinis dimiliki dokter tidak dapat diintervensi pihak manapun. Sebab, dokter yang menangani tidak main-main urusan sakit atau urusan nyawa.
Beda persepsi, lanjut dr. Oka Darsana, terjadi saat pasien masuk unit gawat darurat (UGD). Setiap masuk UGD dipersepsikan benar-benar gawat dan darurat padahal tidak. ββAda gawat, tetapi belum tentu darurat. Sebaliknya ada darurat belum tentu gawat, ada memang gawat dan darurat. Ini mesti dibedakan,β ucapnya.
Dia menyatakan pasien yang dipulangkan alias tidak rawat inap, itu pasien gawat, tapi tidak darurat. Urusan penyelamatan nyawa orang, pihaknya tidak berpikir tentang dari sektor mana pasien diklaim pembiayaannya. Namun lebih utamakan menangani pasien dari pada urusan klaim pembiayaan. Jika pasien kecelakaan lalin, misalnya dapat ditanggung Jasa Raharja, mungkin saja Jamsostek. βKami tidak banyak berpikir, kami tangani dulu pasien. Kalau urusan itu kita kerjakan sambil jalan, terpenting tangani pasien dulu,β Imbuhnya.
Direktur RSU Bangli asal Banjar Dilahan, Susut itu menyampaikan seiring peningkatan tipe RSU Bangli, kini menjadi tipe B terus meningkatkan pelayanan penggunaan alkes berteknologi kian canggih serta menambah dokter spesialis dan meningkatkan penyediaan sarana prasarana. Tetapi, tetap disesuaikan dengan kemampuan keuangan, karena semakin canggih alkes semakin mahal harganya. Sementara pihaknya memilih menyewa alkes tertentu dari pada membeli. Mengenai CT scan RSU Bangli menggunakan tipe 16 slice. “Kita ingin CT scan 124 slice tapi belum bisa sampai segitu,β paparnya. (sum)