
: (Foto : fkb/ist)
Sasar Wanita Katolik, Duta PSBS Padas Sosialisasikan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber
DENPASAR, FORUMKEADILANBali.com – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS Pdas), Ny. Putri Suastini Koster bersama Kelompok Kerja Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (Pokja PSP PSBS) mengintensifkan sosialisasi guna mempercepat terwujudnya sistem pengelolaan sampah lebih tepat dan efektif.
Ny. Putri Koster melaksanakan sosialisasi di Gereja Yesus Gembala Yang Baik, Ubung, Denpasar yang melibatkan anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Bali-NTB, Sabtu (5/7/2025).
Ny. Putri Koster memberikan gambaran tentang kondisi Bali pada tahun 1980 belum menghadapi kendala besar dalam penanganan sampah. ”Saya ingat, zaman itu sampah bisa diselesaikan di tingkat rumah tangga karena volumenya, khususnya sampah plastik, belum seperti sekarang,’’ ujarnya.
Sejak tahun 1984, kata NY. Putri Koster, pemerintah mulai menerapkan sistem pengelolaan baru dengan membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kawasan Suwung. Sampah dari berbagai sumber diangkut dan dibuang ke TPA tanpa pengelolaan, sehingga menciptakan gunungan sampah. Saat ini, tumpukan sampah tersebut menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat.
Ny. Putri Koster yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Provinsi Bali ini mengajak para ibu anggota komunitas gereja kembali pada pola lama dalam mengelola sampah. ”Selesaikan sampah di sumbernya. Sampah rumah tangga selesaikan di rumah, sampah di tempat ibadah selesaikan di tempat. Begitu pula di pasar, sekolah, dan sumber-sumber lainnya,” tegasnya.
Menyukseskan program PSBS, wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda Bali ini menawarkan tiga langkah efektif, yakni pemanfaatan tong komposter untuk mengolah sampah dapur (organik dan residu makanan), pembangunan teba modern untuk penanganan sampah organik di halaman rumah, serta pengoptimalan TPST dan TPS3R guna mengolah sampah anorganik dengan konsep Reduce, Reuse, dan Recycle. Ia berharap peran aktif anggota WKRI dalam menyukseskan program PSBS Padas.
Ny. Putri Koster mengingatkan masyarakat agar bersiap mengantisipasi rencana penutupan TPA Suwung secara bertahap. ”Rencana pentupan mulai Agustus mendatang, TPA Suwung tidak lagi menerima sampah organik. Jadi, ibu-ibu harus segera bersiap,” pintanya.
Sementara Koordinator Pokja PSP PSBS, Dr. Luh Riniti Rahayu mengungkapkan pemerintah pusat telah mengeluarkan surat peringatan agar Bali segera menutup TPA Suwung. ”Suratnya tertanggal 24 Juni 2025. Bali diberi waktu 180 hari menutup TPA Suwung. Artinya, pada 24 Desember 2025, TPA tersebut harus sudah ditutup,’’ ucapnya.
Luh Riniti menambahkan keberadaan TPA Suwung melanggar ketentuan undang-undang karena menjadi ancaman serius bagi lingkungan. ”Gunungan sampah sudah mencapai 35 meter di atas lahan seluas 32,4 hektare. Ini menyebabkan polusi sangat parah,” jelasnya.
Ia mengaku penyelesaian persoalan sampah menjadi perhatian serius Gubernur Bali, Wayan Koster. ”Ini merupakan program superprioritas mendesak. Artinya, kondisi sampah sudah sangat darurat,” katanya sembari menjelaskan dirinya ditunjuk sebagai Koordinator Pokja PSP PSBS akan terus bergerak mempercepat terwujudnya Bali bebas sampah.
Kegiatan sosialisasi ini diisi pemaparan anggota Pokja PSP PSBS, Prof. Ni Luh Kartini menjelaskan dampak pencemaran lingkungan akibat tata kelola sampah yang buruk. Selain itu, Prof. Kartini juga memaparkan cara pembuatan eco enzyme menggunakan tong komposter.
Ketua Presidium WKRI DPD Bali-NTB, Nisa Setiati dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan HUT WKRI ke-101. ”Wilayah Bali-NTB, ada 14 DPC dan 36 ranting,” ungkapnya.
Melampaui usia satu abad, kata Nisa Setiawati, WKRI Bali ingin memberi makna dan menjadi mitra kerja pemerintah dalam menjalankan berbagai program pembangunan. ”Di Bali kami ingin menjadi mitra pemerintah dalam gerakan Bali Bersih Sampah,” ucapnya. (fkb/pas)