
: (Foto : fkb/pas)
Sekda Alit Wiradana Tutup Rare Angon Festival, Diikuti 23 Negara
DENPASAR, FORUMKEADILANBali.com – Sekretaris Daerah Kota Denpasar, I.B Alit Wiradana menutup Rare Angon Festival di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Senin (4/8/2025).
Penutupan ditandai penyerahan piagam kepada 23 negara peserta dan penyerahan piala bergilir kepada juara lomba layangan Janggan kategori dewasa, Bebean, dan Pecukan.
Sekda Alit Wiradana menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Rare Angon Festival dinilai telah mengharumkan nama Kota Denpasar dan Bali di kancah internasional. ”Atas nama Pemerintah Kota Denpasar, saya mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Rare Angon telah menggelar event. Festival ini menjadi simbol pelestarian nilai-nilai luhur budaya Bali serta wahana edukasi dan hiburan masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara,” ujar Alit Wiradana.
Ketua Panitia Rare Angon Festival, Gede Eka Surya Wirawan menjelaskan Festival Layang-lyang diikuti 23 negara. Empat hari pelaksanaan, rangkaian festival tidak hanya diisi kompetisi layangan tradisional, tetapi diselingi atraksi layangan balon berisi lampu dilangsungkan malam hari menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. ”Hari kedua, peserta dari 23 negara ikut atraksi malam menerbangkan layangan balon berlampu sehingg memikat antusiasme masyarakat. Tingginya permintaan, atraksi ini kembali digelar pada hari terakhir festival,” katanya.
Ia berharap ke depan kegiatan pelayangan tidak lagi dipandang sebelah mata. Jangan hanya dilihat dari sisi kemacetan atau insiden. Mari berkoordinasi bersama karena ini bagian dari budaya, tradisi, dan hiburan masyarakat Denpasar dan Bali.
Memeriahkan suasana, kata dia, Rare Angon Festival menghadirkan pertunjukan Baleganjur, penampilan Kober, serta live music gratis sebagai hiburan bagi masyarakat. Dengan berakhirnya Rare Angon Festival 2025, ia dan Komunitas Rare Angon berharap ajang ini dapat menjadi agenda tahunan berskala internasional yang terus berkontribusi dalam promosi budaya dan pariwisata Bali di mata dunia
Salah satu peserta dari Jerman, Wolfgang Bieck bersama rekannya Monghi, menyampaikan kekagumannya terhadap budaya gotong royong masyarakat Bali. Ia menilai semangat kebersamaan menerbangkan satu layangan menjadi daya tarik tersendiri. ”Saya kagum dengan budaya gotong royong di Bali. Menaikkan satu layangan dilakukan bersama-sama. Hal ini sangat menarik dan menyentuh hati peserta dari negara lain,” ungkapnya.
Ia mengaku senang bisa mengenal lebih dekat budaya Bali dan Indonesia melalui ajang Rare Angon Festival. (pas)