
Setiap Hari Lima Orang Bunuh Diri di Indonesia, BISA Helpline Luncurkan Saluran Pencegahan
FORUM Keadilan Bali – Setiap tahun lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri di dunia. Kemungkinan besar ada lebih dari 20 kali percobaan bunuh diri untuk setiap kasus bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global tahun 2019.
Fakta ini diungkapkan Ketua PDSKJI cabang Denpasar sekali kolaborator utama BISA Helpline, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ, Minggu (17/9).
Dia menjelaskan, berdasarkan data Sample Registration Survey (SRS) dilakukan Badan Litbangkes Kemenkes tahun 2016, diketahui angka kematian akibat bunuh diri 0,72 kasus per 100.000 atau 7 kasus dalam 1.000.000 penduduk. Total kasus kematian akibat bunuh diri dalam 1 tahun 1.800 kasus. Setiap hari terdapat 5 orang Indonesia meninggal karena bunuh diri. ”LISA Helpline diinisiasi Bersama Bisa Foundation merupakan kepanjangan dari Love Inside Suicide Awareness merupakan saluran bantuan pencegahan bunuh diri diluncurkan April 2021,’’ katanya.
I Wayan Eka Sunya Antara, Ketua Yayasan Bersama Bisa sekaligus pimpinan project BISA Helpline menjelaskan, layanan ini hadir dengan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk memenuhi kebutuhan di area Bali dengan beragam komunitasnya.
Dia megungkapkan, dalam perjalanan, LISA tidak hanya melayani masalah pencegahan bunuh diri. Namun juga berbagai keluhan mental dan emosional melalui media pesan instan singkat, pesan suara, hingga telepon. ”Hingga Juli 2022, diambil keputusan berat menghentikan sementara kegiatan operasional LISA Helpline, dengan menimbang tidak berimbangnya jumlah permintaan bantuan dengan kapasitas sumber daya relawan dan teknologi yang masih terbatas,” ucap pria yang akrab disapa Bimbim itu.
Eka Sunya Antara menjelaskan sepanjang pengalaman memberikan layanan selama satu tahun. Terdapat lebih dari 1.900 pengguna per hari mengakses LISA Helpline. ”Kebutuhan ini perlu direspons dengan sistem baru berbasiskan teknologi lebih efisien dan jumlah serta kapasitas relawan yang mumpuni,” ucap Bimbim.
Dia mengungkapkan kini layanan helpline telah hadir kembali dengan nama BISA Helpline untuk menyediakan dukungan layanan krisis mental dan emosional untuk pencegahan bunuh diri yang bebas diskriminasi dan inklusif semua yang membutuhkan bantuan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Ketua Pelatihan Volunteer BISA Helpline, dr. I Gde Yudhi Kurniawan, SpKJ., menambahkan mencapai tujuan tersebut, BISA Helpline bermitra dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melatih para relawan agar memiliki kapasitas menolong seraya menjaga kesejahteraan dirinya.
Pelatihan diselenggarakan secara hibrid dalam dua bahasa, sesuai kebutuhan pengguna BISA Helpline. Pelatihan berlangsung tiga sesi dimulai pada 20 Agustus 2023 lalu hingga saat ini.
Ketua Seksi Psikiatri Komunitas, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan koordinator Modul Pelatihan BISA Helpline, dr. Gina Anindyajati, SpKJ., menambahkan pelatihan tersebut, selain mempelajari teori, juga dilakukan sesi praktik dan penugasan agar semakin mengasah keterampilan para relawan untuk membantu di saat krisis. Dia menuturkan, materi yang diberikan meliputi pengenalan upaya pencegahan bunuh diri, teknik komunikasi, metode intervensi pencegahan bunuh diri, dukungan psikososial untuk para relawan, serta kebijakan dan prosedur BISA Helpline. ”BISA Helpline memiliki visi mencegah peningkatan keinginan untuk bunuh diri, menciptakan sistem dapat diadopsi di seluruh dunia. Relawan dapat menawarkan dukungan kepada orang-orang di negara pilihan mereka dan untuk mematahkan stigma serta memberdayakan komunitas yang terdiskriminasi dan terpinggirkan,’’ paparnya.