Tampil di PKB XLV, Fragmentari Kalango Prabaneka Sandi Kolaborasi Tiga Barungan Gong Kebyar Denpasar

Tampil di PKB XLV, Fragmentari Kalango Prabaneka Sandi Kolaborasi Tiga Barungan Gong Kebyar Denpasar

Tampil di PKB XLV, Fragmentari Kalango Prabaneka Sandi Kolaborasi Tiga Barungan Gong Kebyar Denpasar

FORUM Keadilan Bali – Kolaborasi tiga duta gong kebyar Kota Denpasar pada Utsawa (parade) Gong Kebyar Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV 2023 mengundang decak kagum penonton memadati panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center Denpasar, Rabu (22/6).

Tiga barungan gong kebyar yakni Sekea Gong Kebyar Dewasa Asta Gurnita Sandi, Desa Dangin Puri Kaja, Seka Gong Kebyar Anak-anak Kencana Wiguna, Banjar Kehen, Desa Kesiman Petilan dan Seka Gong Wanita Wahana Swara Githa, WHDI Kota Denpasar. 

Pementasan gong kebyar duta Kota Denpasar dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, dan Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar Ny, Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana.

Seka Gong Kebyar Dewasa Asta Gurnita Sandi membawakan tabuh dua lelambatan Kreasi Pusering Ding Ro dan Tari Kreasi Kali Mawungu. Selanjutnya Seka Gong Kebyar Anak-anak Kencana Wiguna membawakan Tabuh Kreasi Anyingar Cingar dan Tari Kreasi Ngaro. Sementara Gong Wanita Wahana Swara Githa, WHDI Kota Denpasar  membawakan Tabuh Kreasi Paksi Ngelayang dan Tari Pelegongan Kembang Ura. Sedangkan Fragmentari Kalango Prabaneka Sandi dibawakan bersama-sama  secara kolaborasi oleh ketiga gong kebyar duta Kota Denpasar.

Baca Juga :  Mulai 1 Maret, PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

Wali Kota Jaya Negara memberikan apresiasi atas persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya tiga seka gong kebyar wakil Kota Denpasar sukses tampil terbaik dan luar biasa. 

Jaya Negara mengaku bangga dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti disesuaikan dengan tema. Sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik. ”Kita saksikan penampilan sudah maksimal dan luar biasa, penggunaan properti sangat apik. Selain makna yang mendalam sesuai tema, pementasan memberikan semangat sekaligus warna baru dalam kesenian gong kebyar dengan berkolaborasi, luar biasa Denpasar,” katanya.

Sementara Kadisbud Kota Denpasar Raka Purwantara mengatakan sajian gong kebyar Kota Denpasar tahun ini sama dengan tahun sebelumnya. Ketiga duta gong kebyar, yakni Seka Gong Kebyar Dewasa, Seka Gong Kebyar Anak-anak dan Seka Gong Wanita berkolaborasi untuk tampil bersama dalam satu panggung. “Kita saksikan, tiga barungan gong kebyar tampil dalam satu panggung. Kalango Prabaneka Sandi sebagai penampilan puncak,” jelasnya.

Untuk diketahui, Fragmentari Kalango Prabaneka Sandi menceritakan sosok pendeta hidup di pesisir Sanur sangat mencintai kisah perjalanan Ida Pedanda Made Sidemen dan serta merta mengikuti langkah perjalanan beliau, diantaranya menulis sastra berupa kekawin, membuat topeng serta bangunan suci.

Ssaat sosok pendeta melantunkan salah satu kekawin karya Ida Pedanda Made Sidemen yang berjudul Candra Bairawa, para sisya sangat tertegun mendengar seraya menanyakan makna dan isi kekawin tersebut. Sehingga, Ida Pedanda menceritakan kisah Candra Bairawa yang sarat dengan ajaran agama. Di sisi lain, suasana griya dipenuhi perajin topeng. Para sisya pun menanyakan berbagai macam karakter dan rupa dari topeng tersebut, diantaranya Topeng Telek, Topeng Bang, Rangda dan Barong. Ida Pedanda pun menjelaskan tokoh tersebut, kemudian dikaitkan dengan karya sastra Ida Pedanda Made Sidemen yang berjudul Siwa Tatwa, yang mana menggambarkan kerinduan Dewa Siwa kepada Dewi Durga sehingga turun ke dunia berubah wujud menjadi Ludra Murti yang membuat dunia berguncang hingga wabah penyakit dimana-mana.

Baca Juga :  Sekda Adi Arnawa Harapkan Desa Kutuh Mampu Dongkrak Sektor UMKM

Akhirnya Sang Hyang Tri Semaya dan Catur Loka Pala menetralisir dengan turun ke dunia menjadi Topeng Telek, Topeng Bang dan Barong Iswari serta Rejang, Baris dan seorang Dalang. Dari perwujudan tersebut membuat Dewa Siwa dan Dewi Uma kembali ke wujud aslinya dan berstana di Siwa Loka. Sehingga, dunia pun kembali menjadi tentram. Tidak akan sempurna jika tidak mendapat percikan air suci dari pantai (Segara Kertih) yang disebut dengan pemelastian. Sehingga dunia beserta isinya Santhi Jagadita Ya Ca Itti Dharma.

Shares: