Tekan Laju Inflasi, Pemkot Denpasar Akan Gelar Operasi Pasar

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Denpasar Akan Gelar Operasi Pasar

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Denpasar Akan Gelar Operasi Pasar

FORUM Keadilan Bali – Menekan laju inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar dalam strategi jangka pendek segera menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok. 

Hal ini disampaikan Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara di sela-sela rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi (TPID) Kota Denpasar  di Kantor Walikota Denpasar, Kamis (18/08).  Hadir dalam rapat tersebut Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho  serta  Kepala OPD terkait.

”Strategi jangka pendek Agustus-Desember 2022 kami akan menggelar operasi pasar untuk menekan laju inflasi,” kata Jaya Negara. 

Lebih lanjut Jaya Negara mengatakan pelaksanaan operasi pasar murah dititik beratkan pada komoditas penyumbang inflasi seperti cabai, bawang merah dan kebutuhan pokok lainnya. Hal ini menjadi strategi jangka pendek menekan laju inflasi. Operasi pasar akan dilakukan melalui program Sewaka Mart milik Perumda Pasar Sewakadharma.

Jaya Negara menyampaikan Pemkot Denpasar akan melakukan kerjasama antar daerah mendorong pemenuhan pasokan komoditas. Selain itu, program gerakan tanam hortikultura di pekarangan rumah bekerja sama dengan TP PKK diharapkan dapat menekan laju inflasi. ”Ke depan langkah pengendalian inflasi diarahkan ketersedian pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif sesuai dengan Roadmap TPID tahun 2022-2024,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapkan, inflasi di Denpasar Juli 2022 sebesar 6,72 persen lebih tinggi dari target inflasi nasional 4,94 persen. Karena itu, perlu dilakukan strategi menekan laju inflasi, salah satunya operasi pasar murah. ”Kami mengapresiasi langkah Pemkot Kota Denpasar akan melakukan operasi pasar dari Agustus-Desember 2022. Operasi pasar dapat memberikan harga berimbang terutama pada volatile food, seperti cabai, bawang merah serta kebutuhan pokok lainnya,” kata Trisno Nugroho.

Baca Juga :  Gong Kebyar Anak-anak Rare Bandrang Cakra Duta Denpasar Tampil Apik di PKB XLVIIi

Lebih lanjut Trisno Nugroho mengemukakan jangka panjang perlu dibentuk Perusahaan Daerah Pangan sebagai agregator mengurangi rantai distribusi.  Selain itu, diperlukan modernisasi pertanian dan efisiensi biaya produksi.

Pemanfaatan Controlled Atmosphere Storage (CAS), lanjut Trisno Nugroho, pembangunan pasar induk untuk komoditas bahan pokok dan hortikultura serta monitoring distribusi di pintu masuk dan keluar pelabuhan.

Shares: