Teteskan Air Mata di Hadapan Ribuan Warga, Ketut Wicana Sebut Desa Adat Kuat Berkat Wayan Koster

Teteskan Air Mata di Hadapan Ribuan Warga, Ketut Wicana Sebut Desa Adat Kuat Berkat Wayan Koster
πŸ“·: BERPIDATO – Tokoh masyarakat Tukd Munggu, Ketut Wicana meneteskan air mata aat berpidato dihadapan ribuan warga Desa Tukadmungga, Pemaron, Anturan Kecamatan Buleleng saat paslon nomor 2 Wayan koster dan nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) kampaye.

Teteskan Air Mata di Hadapan Ribuan Warga, Ketut Wicana Sebut Desa Adat Kuat Berkat Wayan Koster

FORUMKEADILANBali.com – Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2019 mengatur berbagai aspek desa adat di Bali dinilai berhasil memperkuat keberadaan desa adat. Ujung tombak pertahanan budaya, seni, tradisi, agama dan kearifan lokal Bali ada di tangan desa adat. Pariwisata Bali tetap lestari hingga kapan pun jika desa adat di seluruh Bali kuat.

Dibalik kekuatan Desa Adat Bali ternyata ada sosok visioner dan pekerja keras, Wayan Koster. Gubernur Bali 2018-2023 asal Desa Sembiran ini mengonsep dan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat. Perda ini mengatur berbagai aspek terkait desa adat di Bali, termasuk kedudukan, kewenangan, dan peran desa adat. Perda ini juga mengakui desa adat sebagai subjek hukum dengan kedudukan hukum yang jelas.

Kini seluruh krama Bali telah merasakan manfaatnya. Satu tokoh masyarakat yang merasakan manfaatnya yakni warga di Desa Tukadmungga Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Ia mengapresiasi yang telah dilakukan Koster selama memimpin Bali.

Pria paruh baya bernama Ketut Wicana, sampai meneteskan air mata dihadapan ribuan warga Desa Tukadmungga, Pemaron, Anturan Kecamatan Buleleng. Terharu dengan perjuangan Koster meletakkan fondasi kuat menjaga budaya, seni, adat dan tradisi krama Bali.

Wicana terbata-bata menyampaikan kegembiraannya. Terutama apresiasinya atas program Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Program ini lahir dari tangan Koster. Nangun Sat Kerthi Loka Bali merupakan visi dan program era Gubernur Koster demiΒ  mewujudkan Bali Era Baru 100 tahun kedepan. Visi ini untuk menjaga keharmonisan dan kesucian alam Bali, budaya, kearifan lokal Bali serta mewujudkan kehidupan krama Bali sejahtera dan bahagia secara sekala dan niskala. “Kami harap kedepan bapak (Wayan Koster, red) tetap memimpin Bali,” kata Wicana.

Baca Juga :  Tingkatkan Pelayanan Pelabuhan, Dishub Denpasar Gelar Bimtek Sasar Operator Angkutan Laut

Menurut dia, Koster sebagai pemimpin yang telah menjaga desa adat Bali. Sejumlah regulasi dibuat telah dijalankan warga. Seperti mengenakan endek Bali dan busana adat Bali setiap Selasa dan Kamis. Selain itu, masih banyak keberpihakan pemerintah di bawah kepemimpinan Koster menjaga dan melestarikan budaya Bali. Karena wisatawan ke Bali karena kekhasan seni, budaya, tradisi, kearifan lokal Bali. Ini yang membalut pariwisata Bali tersohor ke mancanegara.

Koster tampak terkejut dengan apresiasi tokoh masyarakat. Wajahnya turut sedih melihat tangisan bahagia warga.

Ia mengatakan selama satu periode memimpin Bali, dasar kuat desa adat. Kekuatan Bali ada pada desa adat. “Desa adat sudah lebih baik saat ini. Baru diurus tuntas saat Gubernur Bali dipimpin tiang. Kita bangga karena hanya Bali yang bisa lestarikan desa adat,” katanya.

Anggota DPR RI tiga periode ini mengakui jika desa adat telah berperan sebagai benteng budaya Bali. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 mengatur secara spesifik segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan desa adat, termasuk memberikan otonomi kepada desa adat. (FKB)

Shares: