
Tingkatkan Daya Saing di Pasar Global, Disperindag Kota Denpasar Terus Bina Industri Kerajinan
FORUM Keadilan Bali – Guna Meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan industri keajinan di pasaran baik lokal, regional maupun pasar global, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar terus melakukan pembinaan kepada perajin.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari, S.Sos., M.Si., mengatakan pembinaan yang dilakukan sesuai komoditi yang dihasilkan. Perajin industri ada enam, yakni industri kerajinan, industri sandang, industri aneka, industri logam mesin, industri telematika, dan industri agro. ”Kami rutin setiap tahun melakukan pembinaan kepada enam industri kejarinan tersebut una dapat meningkat kualitas produk yang dihasilkan,’’ katanya.
Sri Utari menjelaskan, hasil pembinaan dilaksanakan keenam industri itu, pihaknya memiliki kewenangan dari produk yang dihasilkan industri komoditi tersebut. Salah satu promosi dilakukan melalui pameran lokal Gema Tridatu untuk mengangkat inovasi produk kerajinan yang diproduksi. Bahkan, ada pameran dilakukan secara regional potensi ekspor. Pameran yang dilakukan secara lokal menyasar mall-mall dan disupport oleh manajemen mall tersebut. ”Kita tidak menyewa tempat di mall-mall menggelar pameran dan difasilitas secara gratis melibatkan binaan Disperindag mengikuti pameran,’’ ujarnya.
Lebih lanjut Sri Utari mengemukakan, pemaren yang dilaksanakan secara nasional, seperti di JCC ada Inakraf murni kerajinan dari Dekranasda seperti pameran Kriansa dan Trade Expo. Kalau pameran Trade Expo menyasar buyer-buyer internasional. ”Kita mengajak perajin Kota Denpasar ikut pamera yang memiliki produksi potensial ekspor. Sebelum mengikuti pameran kita melakukan pendampingan dan sosialisasi melibatkan Disperdindag Provinsi Bali memberikan regulasi terkait dengan ekspor. Karena di sana menerbitkan surat keterangan asal dari produk tersebut,’’ terangnya.
Sri Utari menjelaskan, selain Disperindag menerbitkan surat keterangan asal produk dihasilkan perajin, dan proses terkait ekspor regulasinya juga ada di Bea Cukai. Bahkan melibatkan pelaku ekspor bagaimana trik-trik ekspor mempromiskan produknya ke luar negeri. Disperindag Kota Denpasar hanya memiliki kewanengan memfasilitasi. Pelaku usaha potensi ekspor melalui Provinsi Bali sekaligus mengikuti mekanisme ekspor tersebut. ”Kalau program kita hanya pengembangan usaha ekspor bagi pelaku usaha yang mempunyai produk potensi ekspor dan kita lakukan pembinaan, dan pendampingan. Bahkan memfasilitasi pendampingan untuk Provinsi Bali agar bisa menjadi industri ekspor,’’ ucapnya.
Sri Utari memaparkan, pengembangan potensi ekspor terus dikawal dengan melakukan sosialisasi dan pendampingan oleh tim untuk potensi ekspor dengan penjakan ke tempat-tempat usaha mereka. ”Kita mengirim tiga perajin mengikuti pameran Inakraf di JCC Jakarta dan juga mengajak tiga perajin ekspor mengikuti pameran di BSD (Bumi Serpong Damai) di Tanegrang,’’ ungkapnya.
Terkait pembinaan perajin yng dilakukan Disperindag, Sri Utari menyampaikan saat pandemi Covid-19 sangat terpukul dan keenam perajin tersebut beralih ke bisnis usaha lain, seperti kuliner. Setelah pulih perekonomian para perajin kembali ke posisi masing-masing. Dimana keterlibatan pemerintah walaupun di masa normal ini para perajin terus didampingi. ”Kita dorong para perajin mempromisikan produknya secara online dan tidak konpensional. Karena para oerajin sudah pintar menggunkan teknologi digital mempromosikan produk mereka,’’ paparnya.
Selain perajin mempromosikan produknya lewat teknologi digital, lnjut Sri Utari, pihaknya juga bekolaborasi dengan tenan-tenan dan intens melakukan promosi digital, seperti Tokopedia dan Shopie. Disamping menggandeng brand internasional Uniqlo guna peningkatan sumber daya manusia (SDM) perajin Denpasar dengan mendatangkan narasumber dari pusat dibiayai dari Uniqlo. ”Kita difasilitasi tempat pameran dari Uniqlo dan promosi dimediakan juga dari Uniqlo,’’ imbuhnya.
Kadisperindag Kota Denpasar menambahkan, pihaknya menggelar pameran lokal maupun nasional selalu mengundang ekspatriat. Pasalnya, orang asing yang tinggal di Kota Denpasar khususnya dan Bali umumnya sangat potensial. Termasuk duta besar dan 33 Konsulat, termasuk owner Kura-Kura Bali ikut diundang menyaksikan pameran di Trans Studio Mall. Minimal mereka tahu dan mengenal produk yang dipamerkan. ”Kita sudah punya jargon ”Ayo Bangkit Bersama dan Maju Bersama Dalam Rangka Pemuihan Ekonomi,’’ tandasnya.