FORUM Keadilan Bali – Sebuah kios sembako milik Ni Made Darsini berlokasi di Pasar Adat Renon, Jl. Balian-Jl. Tukad Yeh Aya, Kelurahan Renon, Denpasar Selatan ludes terbakar Minggu (19/6) pukul 13.45 Wita.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulang Bencana Daerah (Kalaks BPBD) Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa didampingi Sekdis BPBD Ardy Ganggas menjelaskan, toko sembako yang terbakar milik Darsini (54) ukuran 3 x 3 meter ludes terbakar akibat lupa mematikan dupa. Atas kebakaran tersebut pemilik kios sembako Ni Made Darsini menderita kerugian Rp 1,5 juta. Kebakaran kios sembako mendapat informasi dari Ibu Dayu Ima pukul 13.35 Wita. Setelah melakukan assesment, mendata dan melaksanakan penanganan langsung mengerahkan Tim damkar dari emua pos, Tim TRC BPBD Kota Denpasar , tim ambulans PSC BPBD Kota Denpasar dipimpin Danru Pos induk Pasi 1, I Ketut Nurata merapat ke tempat kejadian perkara (TKP) tiba pukul 13. 45 menjinakan si jago merah. ”Mobil Damkar dari semua pos dikerahkan untuk memadamkan api dan api dapat dipadampkan sekaligus dilokalisir agar tidak mrembet ke kios lain kurang lebih 30 menit,’’ kata Joni Ariwibawa.
Joni Ariwibawa menjelaskan, objek yang terbakar kios sembako belokai di Pasar Adat Renon dan tidak ada koban jiwa. Namun yang terbakar kebanyakan sembako yang dijual. Kebakaran kios sembako, rumah, toko, kantor dan rumah makan selama ini disebakan korsleting listik dan pemilik rumah atau kios lupa mematikan dupa usi sembahyang. Masyarakat atau pemilik ruko dan rumah memantau instalasi listik jangan sampai menumpuk kabel sehingga rentan terbakar karena panas. Selain itu, usai sembahyang agar dupa dicabut dan dimatikan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Termasuk penggunaan alat elektronik, seperti water heater, dispenser, rice cooker terus menyala listriknya bisa terbakar akibat panas. Kalau dispenser sudah habis airnya agar dicabut. Begitu juga rice cooker jangan terus dihidupkan Karen panas bisa terbakar. ”Kami minta malam hari semua peralatan rumah tangga dicabut untuk menghindari kolseting listik akibat panas,’’ pinta Joni Ariwibawa.
Joni Ariwibawa mengakui, indisikasi kebakaran menimpa tumah, kantor, ruko dan rumah, kios sembako diduga peralatan listrik dan lupa mematikan dupa. Selain kabel tidak sesuai dan sambungan listrik terlalu banyak bisa memicu percikan api sehingga menyulut kebakaran. Apalagi instalasi listrik yang dipasang tidak sesuai standar PLN. ”Kami minta masyarakat atau pemilik toko dan kios hati-hati menyambung kabel. Apalagi tempat tesebut kosong sehingga tidak ada yang mengawasi ketika terjadi kebakaran,’’ ucapnya.