
Turnamen Panahan Tradisional Diikuti Puluhan Peserta
FORUM Keadilan Bali – Turnamen panahan tradisional dibuka Sekda Kota Denpasar I.B Alit Wiradana diikuti puluhan peserta, di Istana Taman Jepun, Denpasar, Minggu (17/12).
Keberadaan Jemparingan sebagai olahraga panahan tradisional eksis sejak zaman Kerajaan Mataram. Kini dipopulerkan kembali secara lebih profesional di bawah naungan KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia). Perlombaan dihadiri Ketua Tim Pembudayaan Olahraga Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali I Gusti Ngurah Dwi Suwariantha, Pepatri (Persatuan Panahan Tradisional Indonesia) Bali, KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia), berbagai organisasi penggiat panahan tradisional serta undangan lainnya.
Sekda Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan tumbuhnya budaya olaharaga di komunitas masyarakat harus berkesinambungan di lingkup komunitas masyarakat paling kecil. Termasuk olahraga tradisional dimana pelestariannya harus gencar agar tidak ditinggalkan generasi muda.
Dijelaskan peran aktif Pemkot Denpasar mengembangkan tidak hanya olahraga berbasis prestasi. Namun olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi atau tradisional seperti Jemparingan ini. ”Pemberdayaan dilakukan sehingga olahraga tradisional tidak punah dan akar budayanya tidak dilupakan oleh generasi berikutnya,” katanya.
Sementara Ketua Panitia Acara Ketut Agus Budi Adnyana menjelaskan Jemparingan mirip dengan panahan modern. Perbedaan ada pada posisi membidik. Jika panahan modern dilakukan secara berdiri, jemparingan dengan duduk bersila atau bersimpuh bagi perempuan,” jelasnya.
Ditambahkannya, pacentokan (turnamen) Agung Gladen Ageng Jemparingan dan Tulup/Sumpitan 2023 digelar serangkaian perayaan Natal 2023 dan menyambut Tahun Baru 2024. ”Jemparingan digelar nomor tulup atau sumpitan (panah tiup). Peserta tidak hanya berasal dari Bali namun juga ada datang langsung dari luar Bali terutama dari Pulau Jawa,’’ katanya.
Dia mengungkapkan peserta yang mengikuti kejuaraan dari Jawa Barat 7 orang, Tangerang 4 orang, Pasuruan 8 orang, Jawa Tengah 2 peserta, dari Yogyakarta 2 orang, Surabaya 1 orang.
Juara bertahan yakni Manunggal Roso dari Jateng diperkuat 4 orang peserta. Sementara Jepun Bali Tradisional Archery Club Denpasar mengirim 33 orang peserta dan peserta dari sejumlah kabupaten di Bali. ”Kami berharap turnamen ini dapat semakin mempopulerkan Jemparingan dan Tulup Sumpitan di Bali dan Kota Denpasar,” ujarnya.
Salah satu peserta, Jaya dari perkumpulan HBT Archery Club mengaku semakin banyak turnamen Jemparingan digelar di Kota Denpasar semakin bagus. ”Pertandingan ini tentu akan semakin menggairahkan pembinaan olahraga ini di Kota Denpasar,” ucapnya.