• Upacara Nyineb di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Wagub Cok Ace Apresiasi Umat Hindu Nusantara Mau Berbaur

    FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Sukawati yang akrab disapa Cok Ace melaksanakan prosesi Nuwek Banten Bagia Pulakerti sebagai tanda berakhirnya rangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, Tawur Agung, Labuh Gentuh di Pura Mandara Giri Semeru Agung di Desa Sumberagung, Senduro, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (24/7).

    Wagub Cok Ace didampingi Ny Putri Hariani Ardhana Sukawati berbaur dengan seluruh pamedek dari Jawa, Bali dan daerah lain guna mengikuti prosesi panyineban sekaligus melakukan persembahyangan dipusatkan di Penataran Pura Mandara Giri Semeru Agung.

    Wagub Cok Ace sebagai Prawartaka Pujawali Pura Mandara Giri Semeru Agung menyampaikan rasa bangga dan apresiasi berbaurnya umat Hindu dari Jawa, Bali dan seluruh Indonesia dalam upacara yang berlangsung sejak tanggal 13 Juli 2022 lalu. Sejak dilaksanakan pertama kali tahun 1992, ia mengakui masih terdapat sekat-sekat umat Hindu di kala itu dan masih malu berbaur. 30 tahun bukan perjalanan sebentar kita saling mengenal dan bersapa. ”Saya terharu menyaksikan semua berbaur, bahkan anak-anak kita dari Jawa dan Bali bergabung bersama magambel,” tuturnya.

    Tokoh Puri Ubud ini mengungkapkan, pandemi Covid-19 semakin terkontrol dan melandai, bahkan berbagai relaksasi sudah diterapkan pemerintah. Ia berharap ke depan upacara keagamaan terutama di Pura Mandara Giri Semeru Agung bisa dilakukan seperti sedia kala. ”Tahun 2024 kami berencana mengadakan Tawur Agung dengan 13 ekor kerbau,” imbuhnya. 

    Lebih lanjut Wagub ok Ace menjelaskan, berdasarkan silsilah bahwa Pura Semeru Agung berstatus Pura Kahyangan Jagat. ”Ini ditetapkan melalui paruman sulinggih karena setelah ditelusuri punya hubungan erat dengan Pulau Bali dan asal-usul orang Bali. Ada kesepakatan dan komitmen dari Gubernur Bali terdahulu yakni Ida Bagus Oka dan Dewa Bharata prosesi nganyarin dari setiap kabupaten/kota dan provinsi di Bali secara bergantian selama 11 hari,” tutur mantan Bupati Gianyar ini.

    Wagub Cok Ace mengingatkan, umat Hindu memegang teguh adanya hukum Rna atau hutang kepada leluhur, guru dan Ida Sang Hyang Widhi. Ida Bhatara tidak mengharap prosesi besar-besaran, namun paling penting kesadaran umat untuk keselamatan keluarga, umat dan alam secara umum. ”Kalau kita turut meringankan beban karya ini maka Ida Bhatara dan leluhur kita bersama,” tukasnya.

    Sementara Ketua PHDI Kabupaten Lumajang Edy Sumianto menyatakan rasa bangga akan kebersamaan umat Hindu dari Jawa dan Bali selama odalan, terutama saat mempersiapkan odalan. Ia berharap kebersamaan ini terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kebersamaan ini menurutnya, bisa membangkitkan rasa kepercayaan diri umat, serta bangkitkan sradha dan bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. ”Saya melihat suka cita selama persiapan dan odalan di pura, karena hakikatnya suka cita merupakan perwujudan yadnya. Semoga kebahagiaan bisa menyebar dari Senduro ke seluruh Indonesia,” katanya.

    Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada umat Hindu seluruh Indonesia. ”Piodalan ini adalah milik umat Hindu Nusantara, mari kita jaga dan rawat kebersamaan ini. Apalagi kita akan menemui siklus upacara lebih besar di tahun 2024 nanti,” tutupnya.