Wagub Cok Ace Kunker ke Proyek Penataan Kawasan Suci Besakih dan Pusat Kebudayaan Bali

Wagub Cok Ace Kunker ke Proyek Penataan Kawasan Suci Besakih dan Pusat Kebudayaan Bali

Wagub Cok Ace Kunker ke Proyek Penataan Kawasan Suci Besakih dan Pusat Kebudayaan Bali

FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyampaikan apresiasinya setelah meninjau proyek penataan kawasan Suci Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.

”Saya lihat dan meninjau langsung progres dan kualitas pekerjaan, nyaris sudah selesai semua,” kata Wagub Bali saat melaksanakan kunjungan kerja (kunker) meninjau proyek penataan Kawasan Pura Agung Besakih serta pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Gunaksa, Klungkung, Jumat (13/1).

Wagub yang akrab disapa Cok Ace hanya menggarisbawahi beberapa titik dihiasi relief masih harus mengejar target agar selesai tepat waktu. ”Saya harap bisa dipantau terus (pembuatan relief, red) dan kalau yang lain saya kira sudah bagus,” katanya.

“Hari ini saya mengajak teman-teman dari kalangan perguruan tinggi dan kalangan pariwisata. Karena beliau-beliau ini yang akan jadi ‘user’ di sektor pariwisatanya,” ujarnya.

Wagub Cok Ace didampingi Kepala Dinas PUPR Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha berharap sisa waktu tinggal beberapa hari ke depan semuanya bisa diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan kualitas yang diinginkan. ”Sekali lagi terimakasih kepada para pekerja dan teman-teman lain yang turut serta dalam proyek penataan ini,” ucapnya.

Sementara itu, Pimpinan Proyek (Pimpro) Penataan Kawasan Pura Agung Besakih Fajar Titiono berharap penataan dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada saat upacara peribadatan atau puncak kedatangan wisatawan yang berdampak pada kemacetan akibat banyaknya kendaraan umum maupun pribadi datang. Ditambah kurangnya fasilitas pendukung toilet dan pendukung lainnya.

Baca Juga :  Kendaraan Listrik Dapat Hematkan Devisa Rp2 Ribu Triliun

Ia mencontohkan penataan gedung parkir yang ada di kawasan Besakih ini dibangun bertingkat ke bawah terdiri dari 4 lantai sesuai rencana, gedung parkir yang ada di dua area akan menampung  3.288 unit sepeda motor dan 5.738 mobil  serta 187 unit bus ukuran sedang. ”Proses ini untuk melancarkan sirkulasi kendaraan dan kepadatan dan menambah kenyamanan pada pemedek untuk melaksanakan peribadatan,” jelasnya.

Dia menjelaskan fasilitas penunjang berupa kios-kios, fasilitas ganti pakaian, dining area/wantilan, sekolah dasar, kantor desa, puskesmas, bangunan UMKM serta toilet yang totalnya 80 unit di Gedung Parkir plus 26 toilet di kawasan Kios. ”Ruang audiovisual akan difungsikan memutar historis kawasan Besakih dengan kursi 115 unit,” tambahnya.

Dia mengungkapkan sekarang semua sudah bisa difungsikan dengan baik, hanya beberapa masih dikerjakan, yakni Pergola, Taman Padma Bhuana dan beberapa titik relief di area bencingah dikerjakan rekan seniman yang tentu membutuhkan ketelitian tersendiri.

Fajar mengaku mentargetkan pekerjaan yang belum selesai tuntas akhir Januari atau paling lambat awal Februari 2023. ”Kami harap pembangunan  ini dapat bermanfaat bagi pemedek yang ingin bersembahyang dan masyarakat sekitar khususnya,” kata Fajar.

Seusai meninjau Kawasan Pura Agung Besakih, Wagub Cok Ace melihat pembangunan kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di kawasan Gunaksa Klungkung. Pembangunan kawasan yang akan dijadikan sentra baru seni dan budaya Bali tersebut terus berlangsung dengan proses pembebasan lahan dan pematangan lahan dengan anggaran Rp 1,5 triliun telah selesai Desember 2022. Progresnya akan dilanjutkan pembangunan fisik pada zona inti dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun mulai tahun 2023. 

Dengan berjalan kaki, Wagub Cok Ace didampingi perwakilan pelaksana proyek dari PT Nindya Karya, Made Sujana melihat kesiapan lahan yang telah selesai dilaksanakan proses pematangan lahan. Seterusnya akan menjadi kawasan inti dari PKB.

Baca Juga :  Amankan Nataru, Polda Bali Gelar Pasukan Operasi Lilin Agung 2023

Kawasan Pusat Kebudayaan Bali terdiri atas 3 (tiga) zona, yaitu zona inti, zona penunjang dan zona penyangga. Pada zona inti akan berisi 15 fasilitas pentas seni tradisi dan seni modern, 12 museum tematik, auditorium Bung Karno, desa difabel, Bali International Convention Center, Bali Exhibition Center, Pusat Promosi Ekspor, fasilitas pariwisata, pelabuhan marina, dan Taman Rekreasi Ekologis. Termasuk panggung terbuka utama dengan kapasitas 15.000 orang. Ada panggung terbuka madya dengan kapasitas 4.000 orang dan panggung terbuka lain untuk kapasitas 3.000 – 3.500 orang, serta 12 Museum Tematik juga akan dibangun di zona inti. Di zona penunjang ada areal untuk hotel, apartemen, dan fasilitas usaha pariwisata. Sedangkan zona penyangga memiliki hutan dan taman ekologis tematik seluas kurang lebih 70-90 hektare.

Shares: