Wali Kota Jaya Negara Hadiri Pamelaspas Gedong Ratu dan Penyengker Pura Puseh Desa Adat Sumerta

Wali Kota Jaya Negara Hadiri Pamelaspas Gedong Ratu dan Penyengker Pura Puseh Desa Adat Sumerta

Wali Kota Jaya Negara Hadiri Pamelaspas Gedong Ratu dan Penyengker Pura Puseh Desa Adat Sumerta

FORUM Keadilan Bali – Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede menghadiri upacara pamelaspas Gedong Ratu dan tembok panyengker Pura Puseh Desa Adat Sumerta, Minggu (4/9).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara, Camat Denpasar Timur I Made Tirana, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar IB Alit Antara serta undangan lainya. Rangkaian upacara pamelaspas diawali mendem dasar dan pedagingan oleh Wali Kota Denpasar Jaya Negara, dilanjutkan nuntun Ida Bhatara, ngayab dan persembahyangan bersama dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing, Griya Tegal Jingga, Denpasar.

Bendesa Adat Sumerta I Wayan Butuantara didampingi Ketua Penyatusan Pangemong Pura Puseh Desa Adat Sumerta I Wayan Mendra menjelaskan, Pura Puseh merupakan pura diamong dua desa adat, yakni Desa Adat Sumerta dan Desa Adat Tanjung Bungkak. Pelaksanaan restorasi palinggih Gedong Ratu untuk menjaga situs cagar budaya. Hal ini berkaitan dengan Gedong Ratu Pura Puseh Desa Adat Sumerta termasuk dalam situs cagar budaya. ”Perbaikanya gedong ratu menggunakan sistem restorasi didampingi tim Cagar Budaya Kota Denpasar,” jelasnya.

Butuantara mengucapkan terimakasih kepada semua pihak telah mendukung proses restorasi palinggih Gedong Ratu dan pembangunan panyengker. Prosesnya berjalan lancar dan sampai pelaksanaan upacara pamelaspasan. ”Kami mengucapkan terimakasih atas semua pihak mendukung pelaksanaan restorasi dan pembangunan ini, sehingga dapat berjalan lancar sesuai harapan bersama,” ujarnya.

Baca Juga :  Putri Anak dan Remaja Asal Kota Denpasar Wakili Bali di Ajang Nasional

Sementara Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat mendukung restorasi dan pembangunan di Pura Puseh Desa Adat Sumerta. Hal ini sesuai visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan sepirit ”Vasudhaiva Khutumbakam” bermakna kita semua bersaudara.

Jaya Negara mengungkapkan upacara pamelaspasan serangkaian rampungnya restorasi dan pembangunan tembok panyengker merupakan momentum seluruh masyarakat selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga dapat menjadi momentum menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi Tri Hita Karana. ”Mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti untuk menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan,” ujar Jaya Negara.

Shares: