
Walikota Jaya Negara Mendem Dasar Pembangunan Tempat Nyekah Setra Bugbug Denpasar
FORUM Keadilan Bali – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mendem dasar serangkaian proses pembangunan tempat nyekah di Setra (Kuburan) Bugbug Setra Agung Badung pada Tilem Kawolu, Jumat (9/2).
Pembangunan tersebut merupakan upaya menyempurnakan tempat pengabenan yang sebelumnya telah ada. Diiringi suara gambelan dan kidung, rangkaian upacara tersebut berlangsung khidmat. Sebelum dilaksanakannya upakara mendem dasar, terlebih dahulu dilakukan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga.
Walikota Jaya Negara memberikan apresiasi atas komitmen Desa Adat Denpasar meningkatkan fasilitas tempat pengabenan dilanjutkan dengan pembangunan tempat nyekah. ”Pembangunan tempat nyekah dilandasi niat baik semua pihak mempermudah krama dan masyarakat di dalam prosesi upacara Pitra Yadnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Jaya Negara berharap proses pembangunan tempat nyekah dapat rampung sesuai harapan pengempon maupun masyarakat. ”Ke depan adanya tempat pengabenan dan nyekah ini diharapkan tidak ada permasalahan sehingga manfaatnya dirasakan masyarakat,” katanya.
Sementara Bendesa Adat Denpasar A.A Ngurah Alit Wirakesuma mengatakan Desa Adat Denpasar menyempurnakan pembangunan tempat pengabenan telah ada sekarang. Ini dilaksanakan merealisasikan pembangunan tempat nyekah di Setra Bugbug menjadi satu kesatuan dengan Setra Agung Badung di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat.
Merealisasikan tempat tersebut, kata Alit Wirakusma, Desa Adat Denpasar mendapatkan bantuan hibah fisik Rp2,8 miliar dari Pemkot Denpasar. Lokasi tempat pengabenan ini berada di lahan Setra Bugbug. Setra Agung Badung memiliki luas 9,3 hektar, sementara Setra Bugbug masih satu areal dengan Setra Agung Badung saat ini memiliki luas 40 are. ”Setra Bugbug diambil untuk pembuatan tempat pengabenan dan sekarang dibangun tempat nyekah,” ucapnya.
Alit Wirakesuma menjelaskan, pembangunan ini tidak akan mengurangi makna pengabenan dan nyekah, termasuk adat dan budaya yang ada di dalamnya. Pembangunan tempat nyekah menyempurnakan pembangunan tempat pengabenan. Sekarang dilengkapi tempat nyekah, sehingga diperlukan kelengkapan berupa bangunan penunjang.
Dia menambahkan situasi saat ini mengharuskan generasi berfikir lebih ke depan. Pembuatan tempat pengabenan dan nyekah bukan ingin menghilangkan adat budaya, melainkan menguatkan adat budaya. Dengan adanya tempat pengabenan dan nyekah ini dapat membantu dan meringankan beban biaya krama Desa Adat Denpasar dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya.
Sementara Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kota Denpasar I Gede Cipta Sudewa Atmaja mengatakan pembangunan akan dimulai Maret 2024. Saat ini masih proses DED dan nilai kontrak Rp2,8 Miliar.
Cita Sudewa menuturkan pembangunan akan dikerjakan yakni Padmasari, Balai Nyekah, Balai Banten, paving halaman parhyangan, bale pawedan, palinggih Surya, bangunan penunjang (toilet ) candi bentar dan tembok penyengker.