Walikota Jaya Negara ”Nyangging” Serangkaian Karya di Banjar Jurang Asri Peguyangan Kangin

Walikota Jaya Negara ”Nyangging” Serangkaian Karya di Banjar Jurang Asri Peguyangan Kangin
📷: NYANGGINGIN - Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah ’’nyangging” serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Wraspati Kalpa Agung Caru Panca Rupa, Panca Kelud di Pura Ratu Begawan Penyarikan Banjar Jurang Asri Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Timur, Senin (7/4/2025). (foto/pas)

Walikota Jaya Negara ”Nyangging” Serangkaian Karya di Banjar Jurang Asri Peguyangan Kangin

DENPASAR, FORUMKEADILANBali.com –Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah ’’nyangging” serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Wraspati Kalpa Agung Caru Panca Rupa, Panca Kelud di Pura Ratu Begawan Penyarikan Banjar Jurang Asri Desa Peguyangan Kangin,  Denpasar Timur, Senin (7/4/2025).

Sejak pagi puluhan warga sudah memadati areal balai banjar mengikuti prosesi upacara metatah (potong gigi) massal cukup menarik perhatian masyarakat. Dari 5 sangging bertugas mengasah gigi para peserta, tampak Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara berkesempatan ngayah nyangging pada upacara tersebut.

Walikota Jaya Negara mengatakan ritual potong gigi (mapandes) salah satu ritual Manusa Yadnya wajib dilakukan. Dalam agama Hindu mapandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. ”Ritual ini untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia menurut agama Hindu dikenal dengan Sad Ripu atau enam musuh dalam diri manusia,” ujarnya.

Jaya Negara menyampaikan, selain kewajiban dilaksanakan dalam kehidupan, potong gigi (matatah) merupakan upacara menetralisir sifat buruk dalam diri manusia disebut Sad Ripu meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

Sementara Manggala Karya Made Supradnya mengatakan upacara matatah massal pertama kali diadakan Banjar Jurang Asri. Ini merupakan serangkaian karya di balai banjar terakhir diadakan 50 tahun lalu. ”Metatah massal diikuti 21 orang peserta dari warga Banjar Jurang Asri melibatkan 5 orang sangging. Upacara ini merupakan rangkain Karya Ngenteg Linggih, Wraspati Kalpa Agung Caru Panca Rupa Panca Kelud Pura Ratu Begawan Penyarikan Banjar Jurang Asri,” ungkapnya. (pas)

Baca Juga :  Hari Bakti Ke-68 Kodam IX/Udayana, Bupati Mahayastra Ikut Tanam Pohon di KRG
Shares: