FORUM Keadilan Bali – Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar memberikan pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner pada destinasi pariwisata bagi pelaku pariwisata di Kota Denpasar, Rabu (6/7). di Fourstar by Trans Hotel, Denpasar dan Cau Chocolate, Tabanan.
Pelatihan dibuka Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Denpasar, I Wayan Hendaryana dihadiri perwakilan Badan Pertanahan Nasional Kota Denpasar, Muhammad Nur Sadewo serta akademisi dan praktisi Institut Paiwisata dan Bisnis International (IPBI) Bali sebagai narasumber.
Wawali Arya Wibawa menyampaikan pandemi Covid-19 berdampak besar hampir melanda semua aspek kehidupan termasuk sektor pariwisata. ”Pandemi Covid-19 di satu sisi wabah global yang tidak dapat dihindari. Di sisi lain, kita harus bijaksana menyikapi pandemi ini sebagai waktu berkontemplasi dan membenahi pariwisata kita, baik dari segi sarana prasarana CHSE maupun kualitas SDM,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Lebih lanjut Wawali Arya Wibawa mengungkapkan, di tengah persaingan semakin kompetitif di bidang kuliner dan mulai dibukanya border pariwisata Bali untuk menerima kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara, perlu ada peningkatan SDM untuk menunjang promosi pariwisata ke depan. Dia menyambut baik diselenggarakannya pelatihan bagi para pengusaha dan pekerja di bidang kuliner tetap optimis dan berani mengambil peluang yang ada. ”Kami berharap peserta yang bergerak di bidang kuliner dapat menambah knowledge, baik dari sejarah kuliner, peraturan pemerintah terkait higienitas kuliner, pengetahuan bahan makanan, mulai dari proses hingga penyajian makanan sampai pengetahuan packaging dan pemasaran produk,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan, adanya peningkatan knowledge, skill dan attitude SDM bidang kuliner dapat menciptakan inovasi baru dan siap bersaing di masa mendatang. Terdapat 3 pilar utama pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu inovasi, adaptasi dan kolaborasi. ”Kami minta terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi digital, serta berkolaborasi memenangkan persaingan usaha dan terus beradaptasi dengan kondisi dan situasi lingkungan,” pintanya.
Arya Wibawa meminta para peserta tetap mentaati protokol kesehatan. Pelaksanaan prokes secara baik di sebuah destinasi merupakan branding paling utama saat ini. Seluruh stakeholder pariwisata menjaga kepercayaan pasar dan menyatakan bahwa Bali aman dan nyaman dikunjungi. ”Saya berpesan kepada seluruh peserta pelatihan dan menitipkan harapan agar dapat mengikuti pelatihan ini bersungguh-sungguh, sebagai komitmen kita meningkatkan pariwisata. Semoga apa yang dilaksanakan tersebut memberikan manfaat yang besar untuk kembali bangkitnya pariwisata Bali, khususnya di Kota Denpasar,” harapnya.
Sementara Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Denpasar, I Wayan Hendaryana mengatakan, pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kemampuan para pengelola usaha kuliner dalam melakukan inovasi dan meningkatkan higienitas sajian kulinernya agar lebih berkualitas dan bernilai jual.
Waktu pelatihan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 6-8 Juli dibagi menjadi dua hari teori praktek di ruangan dan hari ketiga dilaksanakan studi lapangan ke Cau Coklat, Marga, Tabanan. Peserta pelatihan 40 orang terdiri dari pengelola usaha kuliner dan karyawan usaha jasa makanan dan minuman di Kota Denpasar. Narasumber pelatihan berasal dari akademisi dan praktisi Institut Paiwisata dan Bisnis International (IPBI) Bali.