
Wawali Arya Wibawa: Ubung Kaja Festival Jadi Wahana Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Seni dan Budaya
FORUM Keadilan Bali – Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan Ubung Kaja Festival 2023 menjadi wahana pemberdayaan masyarakat berbasis seni, budaya dan tradisi.
Hal itu disampaikan saat membuka Ubung Kaja Festival dengan tema ”Taksu Uriping Bhuwana” dengan menancapkan Kayonan di Lapangan Desa Adat Poh Gading, Denpasar, Kamis (6/7).
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menyambut baik pelaksanaan Ubung Kaja Festival 2023 ini. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat desa. Secara berkelanjutan terus bersinergi mendukung Desa Ubung Kaja Maju dan Sejahtera.
Arya Wibawa mengungkapkan Kota Denpasar sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju meletakkan budaya sebagai dasar pembangunan. Pelaksanaan Ubung Kaja Festival merupakan upaya berkelanjutan dalam mewadahi kreativitas seni dan pemberdayaan masyarakat. Melalui event ini UMKM Desa mendapat ruang mempromosikam produk unggulan. Sehingga mampu mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.
Arya Wibawa menambahkan, tema ”Taksu Uriping Bhuwana” bermakna energi memberikan kehidupan ini sejalan dengan konsep pembangunan Denpasar yang berlandaskan Vasudhaiva Kutumbakam bermakna kita semua bersaudara, menyama braya. ”Kami berharap melalui pelaksanaan Ubung Kaja Festival menjadi momentum menberikan edukasi dan membangun sinergitas dalam memberikan ruang kreativitas seni, budaya, tradisi, hiburan dan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan perekonomian berkelanjutan,” paparnya.
Ketua Panitia Ubung Kaja Festival, Angga Prasetya menyampaikan banyak terimakasih kepada panitia, peserta dan seluruh pihak telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik.
Dia mengungkapkan Ubung Kaja Festival tahun ini mengambil tema “Taksu Uriping Bhuwana”. Dimana, Taksu berarti kekuatan suci Tuhan yang dapat membangkitkan dan meningkatkan daya kreativitas, intelegensia, serta kemampuan intelektualitas seseorang, yang dihubungkan pula dengan kemahakuasaan manifestasi Tuhan. Sementara Uriping mengandung makna nyawa atau jiwa, serta Bhuwana berarti Alam Semesta.
“Taksu Uriping Bhuwana berarti Taksu sebagai jiwa dari semesta. Pulau Bali dikenal sebagai pulau dengan keberagaman budaya terkandung di dalamnya dengan taksu sebagai jiwa,” ujarnya.
Perbekel Desa Ubung Kaja I Wayan Astika, mengatakan Ubung Kaja Festival memiliki serangkaian acara berlangsung selama tiga hari, yaitu parade baleganjur, lomba mewarnai, lomba busana adat dan penutupan tanggal 8 Juli akan menampilkan Gueststar sebagai acara hiburan. Parade baleganjur diikuti 18 banjar akan dibagi menjadi dua sesi tampil. Tanggal 6-7 Juli, jumlah peserta lomba mewarnai 31 orang, lomba busana adat 13 pasang.
Astika mengaku bangga berkerja sama semua pihak, baik Pemerintah Desa Ubung Kaja, Karang Taruna Buana Santi, Pemerintah Kota Denpasar, dan sponsor. Sehingga kegiatan ini bisa berjalan dan semoga lancar hingga penutupan.
Astika menerangkan kegiatan digelar kali pertama merupakan momentum menunjukan potensi seni dan budaya di Desa Ubung Kaja luar biasa. Seni bisa berkelanjutan, ajeg dan lestari. ”Mari kita sukseskan bersama mendukung kemajuan kreativitas seni, budaya dan tradisi melalui Ubung Kaja Festival,” ujarnya.
Ubung Kaja Festival ini akan berlangsung hingga 8 Juli mendatang memberikan ruang kreativitas sekaligus pemberdayaan masyarakat dihadiri anggota DPRD Provinsi Bali Grace Anastasia Surya Widjadja, Anggota DPRD Kota Denpasar I Nyoman Gede Sumara Putra, I Bagus Jagra Wibawa dan Agus Wirajaya, Kapolsek Denpasar Utara Iptu Catlos Dolesgit, Danramil Denpasar Utara, Camat Denpasar Utara I Wayan Yusswara, Bandesa Adat Poh Gading AA Ngurah Ketut Suparta, Ketua Forum Perbekel/Lurah se-Kota Denpasar I Gede Wijaya Saputra, Perbekel dan Ketua TP. PKK se-Kecamatan Denpasar Utara.