
Wawali Kota Arya Wibawa Hadiri Khitanan Massal di Desa Dauh Puri Klod
FORUMKeadilanbali.com – Pemerintah Desa Dauh Puri Klod mengadakan Khitanan Massal guna menjalin silaturahim kepada masyarakat setempat serangkaian HUT Desa Dauh Puri Klod dihadiri Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Rabu (26/6).
Wawali Arya Wibawa menyampaikan penting menjaga tradisi keagamaan dan budaya seperti khitanan bagian dari identitas masyarakat. Ia menekankan khitanan bukan hanya ritual fisik, tetapi memiliki makna spiritual mendalam pembentukan karakter anak-anak. ”Kita doakan anak baru dikhitankan benar – benar menjadi anak soleh, taat pada Tuhan, berbakti kepada kedua orang tua, serta berguna bagi nusa dan bangsa,” ujarnya.
Arya Wibawa mengajak semua pihak bersama-sama menjaga nilai luhur budaya Bali, serta merawat solidaritas sosial antarwarga. Acara khitanan massal ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya upaya bersama menjaga dan meneruskan tradisi keagamaan yang menjadi warisan leluhur. ”Melalui Khitanan Massal semoga kita dapat menjalin tali silaturahim, serta wujud kepedulian kepada masyarakat terutama masyarakat desa kurang mampu,” ucapnya.
Sementara Perberkel Desa Dauh Puri Klod, Nengah Suartha mengatakan khitanan massal diikuti 32 peserta dari Desa Dauh Puri Klod. Khitanan massal merupakan manifestasi dari kegiatan ibadah, dan segi medis bermanfaat sebagai proses pembersihan pada alat kelamin sehingga dapat mencegah dari resiko terjangkitnya penyakit. ”Khitanan salah satu ajaran telah diterapkan serta memiliki fungsi dan manfaat sangat penting bagi umat Islam, dan untuk kesehatan umumnya,” katanya
Dia menjelaskan khitanan salah satu media penyucian diri dan bukti ketundukan seseorang kepada ajaran agamanya. Melalui khitan bagi anak laki – laki yang berfungsi mempermudah dan mempercepat proses pembersihan fisik sebagai syarat sahnya ibadah dalam Islam. ”Kehadiran Bapak Wakil Walikota Denpasar dalam acara khitanan massal di Desa Dauh Puri Klod tidak hanya menjadi dukungan moral, tetapi menguatkan komitmen menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan keagamaan di Kota Denpasar,” paparnya. (pas)