
Wawali Kota Arya Wibawa Hadiri Peluncuran Buku dan Film Pendek Purwa Carita Campuhan
FORUM Keadilan Bali – Yayasan Puri Ubud Kauhan meluncurkan tiga seri buku dan film pendek Purwa Carita Campuhan di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Jumat (3/3).
Peluncuran buku ini merangkum pemikiran para akademisi dari tiga Universitas Hindu (Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Universitas Hindu Indonesia dan STAHN Mpu Kuturan) dan satu komunitas lingkungan (Komunitas Lingkar Studi Batur) mengenai air, pemuliaan air, dan nilai pentingnya dalam kehidupan masyarakat di Bali dihadiri Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Koordinator Staf Khusus Kepresidenan AA Gede Ngurah Ari Dwipayana selaku Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, tokoh adat di wilayah yang menjadi topik dalam buku dan film dokumenter ini.
Wakil Walikota Arya Wibawa mengatakan, peluncuran buku dan film pendek penting sebagai sarana interaksi dan komunikasi dalam usaha menumbuh kembangkan kreativitas di kalangan anak-anak dan remaja terkait agama, adat dan budaya Bali berkesinambungan. ”Gerakan ini bisa dipakai sarana menyebarluaskan sastra-sastra agama yang kita miliki sebagai penunjang pembangunan daerah yang terencana. Kegiatan Sastra Saraswati Sewana mempunyai tujuan mengeksistensi konsep Tri Angga yakni hulu, madya dan teben sebagai simbolisasinya di tiga zona yakni Hulu/Tukad Oos (Batur), Madya/Campuhan (Ubud) dan Teben/Pesisir Ketewel).
Arya Wibawa mengungkapkan acara ini sarat edukasi tentang kosep Tri Hita Karana agar tetap eksis sebagai bentuk pelestarian budaya Bali. Tri Hita Karana adalah edukasi untuk menjaga keseimbangan, keserasian dan keselarasan guna mendapatkan keharmonisan di tiga hal yakni, hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam lingkungan. ”Diharapkan bisa memberikan wawasan konsep Ulu-Teben dan Segara Gunung yang terealisasikan dari lokasi kegiatan Ulu/Parhyangan Batur dan Teben/Segara Ketewel,” harap Arya Wibawa.
Sementara AA Gede Ngurah Ari Dwipayana selaku Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud mengatakan, peluncuran tiga seri buku dan film pendek Purwa Carita Campuhan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud sebelumnya telah dilakukan di Jakarta dihadiri sejumlah tokoh, diantaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sri Dwipayana mengungkapkan beliau sempat memberikan pesan bahwa warisan tradisional selama ini belum bisa dilogikakan lebih karena kita belum bisa melogikakannya. Dia menemukan kembali warisan leluhur berupa kitab garing (kering) berupa lontar tertulis maupun kitab teles (basah) lontar tak tertulis. Kitab kering ini selama ratusan ribu tahun tersimpan di seluruh Bali seperti di Puri dan Griya, bahkan sampai ada di luar negeri mencakup berbagai tema. ”Kitab ini berfungsi sebagai acuan kita untuk menjawab persoalan ke depan,’’ katanya.
Ari Dwipayana memaparkan Bali merupakan lumbung sastra, namun belum semua kitab dan lontar dibaca. Kabar baik sudah ada upaya pengumpulan oleh berbagai pihak. Apalagi berkat kemajuan teknologi di masa kini dapat membuat ada pusat dan lontar digitalkan agar tercipta simpul jejaring dan bisa kita sadur isinya dengan konteks kekinian dan manfaatkan isinya untuk masa depan. Program Saraswati Sewana adalah bagian gerakan literasi guna mengkonservasi. Ke depan scientifikasi atau mengilmukan. Tiga buku dan satu film pendek diluncurkan oleh gerakan literasi yang kami bangun diantaranya buku Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara, air sumber kehidupan, penyembuh peradaban, buku Nyapuh Tirah Campuhan tentang Aliran Sungai Oos, buku Jaladhi Smerthi terkait menelusuri Pelabuhan Kuno di Ketewel dalam ingatan masyarakat dan catatan kolonial serta satu Film Pendek Purwa Carita Campuhan.