Wujudkan Seemless Journey, Bandara I Gusti Ngurah Rai Sesuaikan Alur Pemeriksaan Barang Penumpang

Wujudkan Seemless Journey, Bandara I Gusti Ngurah Rai Sesuaikan Alur Pemeriksaan Barang Penumpang
SESUAIKAN SISTEM - PT Angkasa Pura Indonesia melakukan penyesuaian sistem keamanan dengan deaktivasi pemeriksaan bagasi penumpang di area pintu masuk terminal internasional I Gusti Ngurah Rai.
📷: (Foto : fkb/ist)

Wujudkan Seemless Journey, Bandara I Gusti Ngurah Rai Sesuaikan Alur Pemeriksaan Barang Penumpang

Wujudkan Seemless Journey, Bandara I Gusti Ngurah Rai Sesuaikan Alur Pemeriksaan Barang Penumpang

 

Langkah ini diambil guna peningkatan standar keamanan, kenyamanan sekaligus efisiensi layanan penumpang. Setelah sebelumnya dilakukan simulasi Juni 2025, kini diterapkan sepenuhnya sejak 15 Juli 2025.

Dengan menggunakan x-ray bagasi berteknologi multi view dual-energy atau x-ray MVXR pada area hold baggage screening check point (HBSCP), proses pemeriksaan bagasi berlangsung efektif karena dapat mendeteksi benda-benda berbahaya lebih jelas dan akurat. Sementara pemeriksaan terhadap penumpang dan bagasi kabin dilaksanakan sebelum memasuki ruang tunggu keberangkatan di area passenger security check point (PSCP).

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab menjelaskan kebijakan yang diambil merupakan bagian dari upayanya mengurangi titik-titik interaksi atau touchpoint dengan penumpang, terutama yang berpotensi menimbulkan antrian. “Kami ingin menciptakan seemless journey atau perjalanan lancar dan nyaman kepada seluruh pengguna jasa bandara. Sekarang penumpang internasional tidak perlu lagi melalui proses pemeriksaan atau prescreening di pintu masuk terminal keberangkatan. Mereka dapat langsung memasuki area pelaporan atau check in. Pemeriksaan penumpang dan barang bawaan cukup satu kali saja, sebelum memasuki area ruang tunggu. Sistem serupa telah lebih dulu diterapkan di terminal keberangkatan domestik.” ujarnya.

Dia menjelaskan, rata-rata per hari jumlah penumpang berangkat melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai lebih dari 31 ribu atau sama dengan 1.300 orang per jam. Saat musim puncak seperti saat ini jumlahnya lebih banyak. ”Kami menilai dengan implementasi sistem ini, pemeriksaaan orang dan bagasi menjadi lebih efektif. Namun tetap menjaga penuh aspek-aspek keamanan penerbangan. Yang penting, waktu perjalanan penumpang menjadi lebih singkat, nyaman, dan menyenangkan,” jelasnya

Baca Juga :  Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Jadi Bandara AP1 Pertama Terapkan A-CDM

Ditegaskannya keselamatan dan keamanan penerbangan selalu menjadi prioritas utama manajemen dalam menjalankan operasional bandara. Program ini langkah pengamanan diatur dalam standar keamanan penerbangan internasional sebagaimana tertuang dalam dokumen amandemen Annex 17 Doc 8973 dan Keputusan Menteri Perhubungan RI nomor KM 39 tahun 2024 tentang Program Keamanan penerbangan Nasional.

Sesuai peraturan penerbangan tersebut, menurut Syaugi, benda-benda tidak diizinkan dibawa masuk dalam bagasi, antara lain tidak membawa barang berbahaya bagi keamanan serta keselamatan penerbangan ke dalam bagasi, yakni barang dan cairan mengandung bahan peledak atau mudah terbakar, gas terkompresi, bahan oksidasi, beracun, korosif, atau barang mengandung bahan radioaktif. “Kami mengimbau kepada masyarakat memperhatikan dan mematuhi aturan penerbangan. Hindari membawa barang-barang yang dilarang masuk bagasi tercatat, seperti powerbank atau benda lain yang menggunakan baterai litium, rokok elektrik, dan item lainnya sebagaimana diatur dalam persyaratan penerbangan. Karena keamanan penerbangan adalah menjadi tanggung jawab kita semua,” papar Syaugi. (fkb/pas)

Shares: