Yowana Tegaskan Warisan Leluhur Bali Lebih Kuat Berkat Perjuangan Wayan Koster

Yowana Tegaskan Warisan Leluhur Bali Lebih Kuat Berkat Perjuangan Wayan Koster
📷: MAKIN KUAT - Yowana atau generasi muda hindu Bali akan meneruskan desa adat Bali menilai, warisan leluhur Bali kini makin kuat setelah Bali dipimpin Gubernur Bali 2018-2023 asal Desa Sembiran, Wayan Koster bersama Nyoman Cawagub Bli Nyoman Giri Prasta.

Yowana Tegaskan Warisan Leluhur Bali Lebih Kuat Berkat Perjuangan Wayan Koster

FORUMKEADILANBali.com – Yowana atau generasi muda hindu Bali akan meneruskan desa adat Bali menilai, warisan leluhur Bali kini makin kuat setelah Bali dipimpin Wayan Koster. Gubernur Bali 2018-2023 asal Desa Sembiran ini dinilai telah meletakkan fondasi kuat desa adat menjaga seni budaya, tradisi, agama, adat istiadat dan kearifan lokal Bali.

Gede Arya, seorang yowana juga Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, mengatakan yowana se-Bali pasti tahu kerja keras pemimpin visioner Wayan Koster untuk krama Bali. “Sebenarnya tiang di yowana tahu, peradaban dibangun Pak Yan (Koster.red), itu adalah sebuah prestasi untuk Bali,” katanya.

Dia menyatakan sebagai generasi muda mewarisi apa yang telah dilakukan para leluhur terdahulu, dirinya menilai Wayan Koster telah menjaga dan membuat lebih baik warisan ini. Bahkan kini lebih kuat lagi.  “Tiang generasi melestarikan desa adat warisan dari leluhur terdahulu, sekarang terwarisi lebih baik dan lebih kuat lagi di era kepemimpinan Pak Yan sebagai Gubernur Bali,” ujarnya.

Selain desa adat, kata dia, kedudukan aksara dan bahasa Bali makin menguat. Ketika Wayan Koster purna tugas sebagai Gubernur Bali periode pertama, desa adat belum maksimal menggelar bulan bahasa. Ini harus menjadi atensi serius jika Koster kembali mendapat mandat pada periode kedua. “Kedudukan aksara dan bahasa serta sastra Bali makin menguat tapi di era purna tugas Pak Yan, desa adat belum maksimalkan bulan bahasa Bali. Ini jadi tantangan kedepan,” ucapnya.

Baca Juga :  Pembangunan Terintegritas di Seluruh Kabupaten/Kota, Koster-Giri Makin Dicintai Krama Bali

Dia menegaskan pemerintah Kabupaten Buleleng dan Bali harus memperhatikan yowana. Karena yowana merupakan tameng akan melestarikan adat seni dan budaya Bali sepanjang masa. “Desa pakraman (desa adat) ini akan lestari oleh yowana,” tuturnya.

Sementara itu, Wayan Koster menjelaskan sejak awal telah membangun Bali dengan filosofi kearifan lokal. Selain memperkuat Desa Adat sebagai benteng budaya dan pariwisata Bali, Koster juga memperkuat penggunaan aksara Bali. “Kita di Bali punya aksara Bali, tapi masih kurang dihargai. Saya menerapkan Pergub Nomor 80 tahun 2018 terkait Penggunaan Aksara Bali,” katanya.

Menurut Koster setingginya pendidikan krama Bali sampai doktor atau profesor di Bali, hingga sekarang tak ada yang bisa menciptakan aksara Bali. “Dulu leluhur dan panglingsir kita, jangankan perguruan tinggi, TK pun ngak ada.  Ribuan tahun dulu, tapi bisa bikin aksara. Inilah sumber peradaban kita. Semua dimulai dari aksara, dari aksara jadi kata, jadi kalimat, dari kalimat jadi narasi, dan seterusnya,” tegas Koster.

Koster mengatakan aksara Bali harus dihidupkan selamanya. Karena aksara Bali ada taksunya dan harus dibangkitkan serta digunakan krama Bali. “Sayang setelah tiang mengeluarkan Pergub hingga kini belum semua disiplin memakainya. Saya dorong generasi muda memakainya,” jelasnya.

Menurut Koster, ketika melakukan lomba bulan bahasa menuliskan aksara Bali di lontar, untuk anak-anak SD, SMP, SMK, SMA ternyata responnya luar biasa. “Saya pikir sudah kehilangan generasi muda yang tahu tentang aksara Bali ternyata tidak. Ini luar biasa,” ucapnya.

Koster menyatakan lomba digelar selama satu bulan penuh setiap tahun. Antusiasnya  banyak dan bagus untuk Bali. Ini harus dijadikan disiplin hidup. Bila perlu buku-buku di Bali semuanya aksara Bali. “Itu baru keren. Kayak di China, Korea dan Jepang, mereka tak menggunakan aksara latin,” jelas Koster.

Baca Juga :  Charta Politika Indonesia: Koster-Giri Unggul Telak 69,8 Persen Atas Mulia PAS, Responden Nyatakan Mantap Pada Pilihannya

Koster memiliki cita-cita untuk adat istiadat, seni, budaya dan kearifan lokal Bali. Ingin generasi muda lahir dan tumbuh bersama aksara Bali. “Cita-cita tiang kedepan, generasi muda Bali lahir pasca saya, dari lahir kemudian dia tumbuh dia hafal dan tahu tentang aksara Bali. Dia menggunakan aksara Bali baru dia keren. Baru dia punya identitas, jati diri dan berkarakter,” katanya.

Dia menjelaskan, generasi Bali kedepan harus punya karakter yang muncul dari peradabannya sendiri. Bukan muncul dari luar. Karakter yang tumbuh di buminya sendiri. “Nilai-nilai diwariskan leluhurnya. Itu ingin tiang terapkan. Kemudian gunakan busana adat Bali, endek Bali, produk lokal Bali, perkuat desa adat, jaga tradisi, budaya dan adat istiadat Bali,” pprnya. (FKB)

Shares: