• Berhasil Efisiensi Energi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Raih Penghargaan Manajemen Energi Tingkat Dunia

    FORUM Keadilan Bali – Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, salah satu bandara di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I, berhasil meraih penghargaan Energy Management Insight Award dalam ajang Energy Management Leadership Awards 2023 diselenggarakan The Clean Energy Ministerial (CEM).

    Penghargaan ini diperuntukkan bagi pelaku industri dan entitas usaha lintas sektor di seluruh dunia yang telah menerapkan sistem manajemen energi untuk mencapai manfaat di bidang energi, ekonomi, dan keberlanjutan. Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali berhasil meraih penghargaan ini atas upayanya mengimplementasikan ISO 50001 Sistem Manajemen Energi.

    ”Penghargaan Energy Management Insight Awards merupakan wujud apresiasi atas komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan, di mana hal ini juga merupakan salah satu misi perusahaan,” ujar Direktur Teknik PT Angkasa Pura I Lukman F. Laisa.

    Lukman menjelaskan Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan salah satu bandara Angkasa Pura I secara konsep dan operasional kebandarudaraan memperhatikan aspek manajemen energi serta pelestarian lingkungan hidup. ”Mewakili manajemen dan seluruh insan Angkasa Pura I, kami merasa bangga atas penghargaan ini,” ucap Lukman.

    Dikutip dari rilis resmi, Acting Head of Secretariat Clean Energy Management (CEM) Prasoon Agarwal mengucapkan selamat atas pencapaian ini. Penghargaan ini diperuntukkan bagi instansi di seluruh dunia atas upaya dan inovasi dalam manajemen energi, serta keberhasilannya mencapai penurunan penggunaan energi dan emisi sangat mengesankan. Para penerima penghargaan ini adalah institusi terdepan dalam bidang efisiensi energi dari berbagai sektor industri. ”Mewakili CEM dan seluruh stakeholder terkait, kami mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan ini, serta mengapresiasi atas upaya yang dilaksanakan menuju masa depan berkelanjutan,” ucap Prasoon Agarwal.

    Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali merupakan bandara pertama di kawasan Asia Tenggara menerapkan ISO 50001 Sistem Manajemen Energi. Melalui berbagai upaya diimplementasikan dalam sistem manajemen energi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali berhasil melakukan penghematan energi sebesar 26.592 MWh atau setara dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp27,8 miliar pada rentang tahun 2020 hingga 2022. Penghematan energi tersebut mengalami peningkatan sebesar 44% dalam rentang periode 2 tahun terakhir. Selain berhasil melaksanakan penghematan energi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali juga berhasil mencatatkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) atau greenhouse gas sebesar 21.008 metrik ton CO2.

    Mendukung program Pemerintah Republik Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca di tahun 2030 melalui program ENDC (Enhanced Nationally Determine Contribution), lanjut Lukman, Angkasa Pura I telah mengimplementasikan sejumlah program di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, di antaranya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa solar panel system atau photovoltaics dengan kapasitas maksimal hingga 155 kWp, instalasi sistem pendingin terminal (chiller) terpusat, penggunaan solar cell untuk lampu penerangan jalan, penggunaan lampu LED, serta desain arsitektur terminal bandara yang mendukung implementasi program penghematan energi.

    Dia mengungkapkan Energy Management Insight Award tersebut sekaligus melengkapi capaian yang berhasil diraih sebelumnya oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali di bidang efisiensi energi, yakni Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (Kementerian ESDM). Dalam penghargaan yang diterima pada Oktober 2022 tersebut, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali diganjar Peringkat 1 pada “Kategori Manajemen Energi pada Industri dan Bangunan Gedung Sub Kategori Gedung Besar”. ”Berbagai capaian berhasil diraih menjadi dorongan bagi Angkasa Pura I terus berkomitmen dalam memberikan kontribusi nyata dalam konservasi energi, penurunan gas rumah kaca, serta pelestarian lingkungan,” pungkas Lukman.