FORUM Keadilan Bali – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mendorong masyarakat dan kabupaten/kota mencegah, pengendalian zoonosis dan penyakit Infeksius baru.
Hal itu disampaikan Kalaksa BPBD Provinsi Bali I Made Rentin disela-sela Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) pencegahan dan pengendalian zoonosis serta penyakit infeksius baru Provinsi Bali di Kantor BPBD Provinsi Bali, Selasa (26/9).
Rakorda dipimpin Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada untuk menyusun rencana aksi Tim Koordinasi Daerah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru Provinsi Bali.
Rentin mengatakan, sebelumnya pembentukan dan susunan keanggotaan tim koordinasi daerah pencegahan dan pengendalian zoonosis serta penyakit infeksius baru Provinsi Bali telah diatur melalui SK Gubernur Bali No. 248/03-B/HK/2023 terdiri dari beberapa kelompok kerja antara lain kelompok kerja surveilans berbasis masyarakat (Pokja SBM), kelompok kerja surveilans terpadu, kelompok kerja komunikasi, informasi dan edukasi (Pokja KIE) dan tim respons cepat (TRC).
Menurut Rentin, tim koordinasi daerah dilatarbelakangi atas pandemi Covid-19 telah menurunkan kinerja penanggulangan penyakit menular di Provinsi Bali. Sehingga perlu dibentuk tim koordinasi daerah pencegahan, pengendalian zoonosis dan penyakit infeksius baru. ”Ini penting dilakukan mengingat besarnya jumlah angka kesakitan dan kematian penyakit menular berdampak pada kehidupan dan penghidupan masyarakat Bali,’’ kata Rentin.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom menyampaikan, satgas ini mengadopsi satgas penyakit mulut dan kuku Provinsi Bali. Anggotanya OPD Pemprov Bali serta lintas OPD lainnya. ”Rapat koordinasi ini saya harap dapat menyempurnakan SK yang sudah ada,” jelas Anom.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada berharap adanya kolaborasi dapat memudahkan proses penanggulangan hal tersebut.
Sementara itu terkait percepatan pengendalian penyakit zoonosis prioritas di Provinsi Bali seperti rabies, Rentin menyatakan, diperlukan keterlibatan aktif masyarakat. ”Saya rasa perlu mendorong keterlibatan masyarakat selama ini dilaksanakan lewat program Tim Siaga Rabies (Tisara) di tingkat desa di seluruh kabupaten/kota,” ucap Rentin sembari menjelaskan, termasuk membentuk tim koordinasi daerah pencegahan, pengendalian zoonosis dan penyakit infeksius baru di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali.