FORUM Keadilan Bali – Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace mendorong penguatan arsitek lokal Bali dan mengajak membuat benteng untuk rumah sendiri.
Ajakan itu disampaikan Wagub Cok Ace di sela-sela membuka malam penganugerahan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Bali Award tahun 2022 di Ruang Taksu Gedung Dharma Alaya Denpasar, Sabtu (24/9).
Wagub Cok Ace mengungkapkan revolusi industri terjadi dewasa ini membawa tantangan baru sangat berpengaruh serta membawa perubahan pada tatanan kehidupan masyarakat Bali. Ia menyebut, arsitektur menjadi bidang tak luput dari pengaruh tersebut. Banyak penduduk pendatang, wisatawan asing hingga perencana asing masuk ke Bali, membawa pengaruh bagi perkembangan arsitektur khas Bali.
Menyikapi situasi ini, Wagub Cok Ace mendorong penguatan peran para arsitek lokal Bali. ”Arsitek lokal kita dituntut makin kuat dan bisa membuat benteng untuk rumah sendiri,” ucapnya. Wagub Cok Ace berharap arsitek lokal Bali mampu menjaga kelestarian arsitektur Bali dan tak terlalu tunduk pada tuntutan pasar. Ia menyadari, arsitektur Bali bukanlah suatu yang mudah dijaga dan dipahami. Dengan keunikannya, arsitektur Bali bukan sekadar membuat gedung sebagai tempat berlindung dari hujan dan terik matahari. Arsitektur Bali merupakan artefak peradaban yang setiap unsurnya mengandung nilai filosofi luar biasa.
Pentingnya menjaga kelestarian arsitektur Bali, Guru Besar ISI Denpasar ini menyarankan agar pelaksanaan tahun berikutnya, IAI Bali Award mempertimbangkan memberikan penghargaan pada arsitek yang mampu mengadopsi tradisi arsitektur Bali dalam karya-karya mereka.
Wagub Cok Ace menyambut baik penyelenggaraan IAI Bali Award 2022. Ia berharap, kegiatan ini mampu memacu para arsitek lokal serta community of interest di bidang arsitektur, lebih bersemangat dalam menciptakan karya mampu mengangkat derajat budaya masyarakat Bali. ”Patut diapresiasi karena IAI Bali Award merupakan ajang penghargaan tertinggi dirancang guna memberikan apresiasi kepada para arsitek atas inovasi dan karya mereka,” ucapnya.
![](https://i0.wp.com/forumkeadilanbali.com/wp-content/uploads/2022/09/IMG-20220925-WA0009.jpg?fit=1024%2C576&ssl=1)
Wagub Cok Ace menambahkan, kegiatan ini sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. Visi ini mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sakala-niskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai prinsip Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
Wagub Cok Ace menambahkan, visi ini bertalian erat dengan konsep Tri Hita Karana bermakna menjaga keharmonisan manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan alam dan manusia dengan sesamanya. Konsep itu kemudian tertuang dalam tatanan kehidupan masyarakat Bali, tak terkecuali pada warisan arsitekturnya.
Sementara itu, Ketua IAI Bali Made Gede Suryanatha menyampaikan kegiatan ini merupakan ajang pemberian penghargaan tertinggi bari para arsitek atas karya yang mereka hasilkan dan menjadi inspirasi bagi yang lain. Pemberian penghargaan ini dilaksanakan melalui seleksi ketat melibatkan dewan juri berkompeten. ”Kami berharap kegiatan ini memberi dampak positif bagi perkembangan arsitektur Bali,’’ katanya.
Apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini juga diutarakan Ketua IAI Pusat Budi Yulianto. Ia mendorong IAI di provinsi lain menggelar pemberian award kepada para arsitek di wilayah masing-masing. Ia berharap Bali bisa menjadi barometer perkembangan dunia arsitektur di Indonesia.
Pembukaan malam penganugerahan IAI Bali Award 2022 ditandai pemukulan kentongan oleh Wagub Cok Ace bersama Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dan Ketua IAI Pusat Budi Yulianto.