• Bupati Giri Prasta Hadiri Karya Atma Wedana, Mapandes dan Mapetik Desa Adat Getasan

    FOUM Keadilan Bali – Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Atma Wedana, Mapandes dan Mapetik Desa Adat Getasan, Kecamatan Petang, Senin (24/10).

    Turut mendampingi Bupati, anggota DPRD Badung I Gusti Lanang Umbara dan IGA Agung Inda Trimafo Yudha, Kadisbud I Gde Eka Sudarwitha, Camat Petang AA Ngurah Raka Sukaeling, Ketua Karya I Ketut Wiarsana, Perbekel Getasan dan tokoh masyarakat lainnya.

    Sebagai bentuk perhatian dan komitmen Pemerintah Kabupaten Badung melestarikan adat agama tradisi seni dan budaya, Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan bersumber dari dana pribadi Rp25 juta dan Rp255 juta bersumber dari Dana BKK Induk 2022.

    Dalam sambrama wacananya, Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan rasa syukur karena dapat hadir sekaligus mendoakan agar Karya Atma Wedana, Mapandes dan Mapetik Desa Adat Getasan berjalan lancar sesuai tatanan yang ada sebagai wujud bhakti atau penghormatan terhadap para leluhur. Selain memberikan apresiasi dan dukungan atas semangat yang telah ditunjukkan krama Desa Adat Getasan. ”Saya bersyukur dapat hadir, sekaligus ikut mendoakan agar pelaksanaan Karya Atma Wedana, Mapandes dan Mapetik berjalan lancar dan labda karya. Terlebih upacara Atma Wedana ini merupakan wujud penghormatan atau rasa bhakti terhadap leluhur,” ujar Bupati Giri Prasta.

    Giri Prasta mengajak semeton semua harus berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara. Karya ini merupakan karya utama dan sesuai dengan sastra serta ajaran agama Hindu. Dharmaning Leluhur mengingatkan paiketan untuk selalu ingat kepada leluhur. Dharmaning Agama mengingatkan paiketan ini selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan srada bhakti dalam semua kegiatan. Dharmaning Negara mengingatkan paiketan berperan aktif mendukung program pemerintah dan pembangunan. Begitu juga pemerintah selalu mengayomi paiketan saling bersinergi berjalan bersama di dalam kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. “Dengan dilaksanakan dharmaning ini, kita berharap bisa mempererat persaudaraan dan persatuan pasemetonan yang ada agar tidak terpecah belah,” harapnya.

    Bupati Giri Prasta menyampaikan tahapan dalam upacara memukur, mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, meajar-ajar dan ngelinggihang puspa. Menurutnya, semua tahapan tersebut penting, namun paling penting saat ngelinggihang puspa di merajan rong tiga. Pada saat ngelinggihang puspa merupakan proses menyatukan bumi dengan langit. Dengan konsep padu muka. Bila rong tiga menghadap ke barat, puspa lanang dengan Bhataranya Brahma melinggih di rong sebelah selatan (kiri) dan puspa istri Bhataranya Wisnu melinggih di rong sebelah utara (kanan) dan di tengah-tengah Siwa Guru. Prosesi ngelinggihang disebut Dewa Pratista berdasarkan Lontar Panglukuning Dasa Aksara dan Lontar Panglukuning Panca Aksara Pari Kandaning Parhyangan.

    Sementara Ketua Karya I Ketut Wiarsana menyampaikan terimakasih atas kehadiran Bapak Bupati Badung bersama undangan lainnya. ”Kami atas nama krama Desa Adat Getasan mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bupati dan anggota DPRD telah memberikan bantuan dana, sehingga karya ini dapat terlaksana sesuai harapan krama,” ujarnya.

    Dia menjelaskan pelaksanaan Karya Atma Wedana, Mapandes dan Mapetik Desa Adat Getasan diikuti 28 sawa nyekah, 58 matatah (potong gigi) dan 33 mapetik. Pelaksanaan karya Atma Wedana sudah menjadi kesepakatan krama semua diawali matur piuning dan nancep panggungan. Tanggal 25 Oktober dilaksanakan nyegara gunung di  Pantai Goa Lawah  dan langsung ngelinggihang di merajan masing-masing.